“Penahkah Anda berpikir jika gadget kita itu seolah-olah lebih mengerti kita daripada pasangan kita sendiri? Karena dia bisa tahu kita habis dari mana, sering pesan makanan apa, sedang cari barang apa, dan yang lainnya yang bahkan suami/istri kita saja belum tentu tahu, iya kan?,” tutur Meutya Hafid, di bilangan Rasuna Said, belum lama ini.
Pengalaman Meutya Hafid, Anggota Komisi I DPR, yang disampaikan di sela-sela acara diskusi Melindungi Privasi Data di Indonesia, Rabu (3/7) tersebut, rasanya mungkin juga pernah terjadi pada kita, dan masyarakat lainnya.
Betapa tidak, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dengan dukungan infrastruktur jaringan yang makin luas di Tanah Air, saat ini terdapat jutaan orang Indonesia bisa dengan mudah mengakses internet.
Sebagai contoh, untuk media sosial Facebook saja, kini telah diakses lebih dari 2 miliar pengguna di seluruh penjuru dunia. Sementara itu khusus di Indonesia, data resminya saat ini terdapat sekitar 115 juta pengguna (user) aktif per bulan.
Meskipun demikian, dengan semakin meleknya masyarakat menggunakan teknologi dalam mengakses informasi tersebut, apakah juga dibarengi dengan kesadaran terhadap pentingnya melindungi data pribadinya masing-masing?
Pasalnya, dengan datangnya tawaran iklan sebuah produk di gadget kita, tanpa kita merasa pernah memberikan kontak sebelumnya, hal itu sudah menunjukkan terdapat kerawanan yang sangat tinggi terhadap perlindungan data pribadi kita, saat mengakses sebuah platform tertentu.
