Peneliti AI di Facebook Siapkan Peta Kepadatan Populasi Asia Pasifik

Rahmad Fauzan
Kamis, 20 Juni 2019 | 21:14 WIB
Stiker dengan logo Facebook terlihat dalam konferensi F8 yang digelar Facebook di San Jose, California, AS, Selasa (30/4/2019)./Reuters-Stephen Lam
Stiker dengan logo Facebook terlihat dalam konferensi F8 yang digelar Facebook di San Jose, California, AS, Selasa (30/4/2019)./Reuters-Stephen Lam
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Facebook bekerja sama dengan pusat penelitian dan organisasi nirlaba untuk memanfaatkan big data dan artificial intelligence (AI) guna mengatasi permasalahan dan tantangan sosial, kesehatan, dan infrastruktur di Asia.

Kerja sama itu juga diharapkan mempercepat pencapaian tujuan  Sustainable Development Goals dengan menerapkan kekuatan pemrosesan komputer, keterampilan olah data yang mumpuni, dan keahlian dalam AI untuk menciptakan peta populasi lokal yang paling detail dan akurat di dunia.

John Wagner, juru bicara untuk Facebook Indonesia mengatakan dengan mengkombinasikan seluruh data yang tersedia di publik dengan kemampuan teknologi AI, Facebook mampu menciptakan peta populasi yang tiga kali lebih detail dibandingkan sumber lainnya. 

Peta kepadatan populasi beresolusi tinggi tersebut dapat menunjukkan estimasi jumlah penduduk dalam jarak 30 meter, termasuk jumlah anak-anak di bawah usia 5 tahun, dan jumlah perempuan pada usia produktif, dan informasi demografis lainnya.

Dia mengemukakan peta kepadatan populasi Facebook dapat meningkatkan kinerja lembaga nirlaba, termasuk kinerja peneliti mereka dan bagaimana kebijakan dikembangkan.

“Membangun produk berupa data dari sumber data nonpersonal seperti gambar satelit dan data sensus, memungkinkan Facebook untuk memanfaatkan kemampuan komputasi dan olah datanya untuk seluruh dunia serta menjaga privasi mereka,” ungkap Wagner dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis pada Kamis (20/6/2019).

Tyler Radford, Direktur Eksekutif Humanitarian OneStreetMap, lembaga kemanusiaan yang berpartisipasi di proyek Missing Maps, manambahkan peta dari Facebook tersebut berperan dalam memfokuskan tenaga dan waktu para relawannya di tempat-tempat yang membutuhkan program tersebut.

“Peta populasi dari Facebook sangat mendukung Humanitarian OpenStreetMap dan misi Missing Maps dalam memetakan area-area yang beresiko tinggi dalam peta,” tambahnya.

Adapun, gambar resolusi tinggi dari satelit kini sudah digunakan hampir di seluruh dunia. Namun, sebelum proyek pemetaan Facebook dimulai, dibutuhkan waktu yang panjang bagi para relawan untuk menyisir jutaan gambar untuk mengidentifikasi kota atau desa kecil.

Tim Facebook menggunakan AI untuk mengatasi masalah tersebut, dan secara efisien melakukan pendataan secara detail.

Sebagai contoh, untuk Indonesia, sistem pemindaian komputer menguji 725 juta gambar satuan untuk menentukan apakah di dalamnya terdapat gambar gedung. Tim juga menemukan sekitar 28 juta gambar lokasi gedung atau bangunan hanya dalam beberapa hari.

Selain itu, dengan memanfaatkan kemampuan machine learning, Facebook mulai mengembangkan peta kepadatan populasi sebagai alat untuk mendukung konektivitas di seluruh dunia.

Di sisi lain, Facebook memastikan data akun Facebook yang digunakan dalam proyek ini, dan seluruh data satelit maupun sensus yang digunakan tidak mengandung data pribadi yang dapat teridentifikasi.

Peta terkini untuk Indonesia dapat diunduh di halaman Facebook Humanitarian Data Exchange. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang proyek Facebook dalam pengembangan peta kepadatan populasi, kunjungilah halaman web ini.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Sumber : Facebook
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper