Bisnis.com,JAKARTA — Perusahaan pemilik brand dan e-commerce menghadapi beragam tantangan dalam mengelola proses pemenuhan pesanan (fulfillment) dan distribusi barang di tengah pertumbuhan pesat transaksi belanja daring di Indonesia.
Agustina Putri Wijaya, Marketing Director Jet Commerce memaparkan, tantangan pertama adalah keterbatasan tenaga ahli di bidang operations & fulfillment lantaran hanya sebagian brand yang memiliki kompetensi inti dalam hal jaringan distribusi.
Tantangan berikutnya, yaitu ketidaksiapan menghadapi perubahan volume pesanan. Umumnya, jumlah pesanan bisa meroket saat peak season seperti yang terjadi menjelang Lebaran, Natal, dan Tahun Baru, atau pun saat berlangsungnya festival belanja online seperti 11.11 dan 12.12. Terkait hal ini, baik brand maupun pelaku e-commerce harus cermat membaca tinggi rendahnya permintaan terhadap produk-produk tertentu.
“Dengan begitu, pesanan yang meroket dapat diantisipasi dengan cara pengemasan pendahuluan atau pre-packing untuk produk-produk tersebut. Kemudian, persiapan hulu-hilir bisa dilakukan mulai dari menambah jumlah dan shift kerja, hingga memastikan seluruh sistem penunjang bekerja dengan baik,” jelas Agustina.
Terakhir, tantangan dalam menciptakan pengalaman mengesankan. Pengalaman itu bisa diciptakan dengan beragam cara, salah satunya melalui kemasan yang shareable atau menarik untuk dibagikan di media sosial. Hal ini diperkuat riset konsumen primer GlobalData 2016 yang mencatat lebih dari seperempat konsumen global (26%) tertarik terhadap kemasan berbentuk unik dan berwarna cerah, sementara 23% konsumen global tertarik terhadap kemasan interaktif.
Di samping pembuatan kemasan yang menarik, kekokohan kotak kemasan juga harus terjaga untuk melindungi barang dari tekanan, guncangan, hingga benturan selama pengiriman.
“Kemasan berperan penting karena konsumen terlebih dahulu melihat paket sebelum melihat produk. Sedangkan untuk produk gadget, kotak kemasan harus dirancang untuk melindunginya dari benturan dan menahan isinya tetap di tempatnya secara aman,” tambah Agustina.
Beberapa tantangan tersebut menjadi hambatan bagi brand untuk berfokus pada pekerjaan-pekerjaan strategis lainnya termasuk inovasi dan pengembangan produk. Lebih jauh lagi, brand dan pelaku e-commerce harus siap mengatasi kendala-kendala teknis seperti keterlambatan pengiriman dan ketidaksesuaian barang yang dapat berujung pada ketidakpuasan konsumen.
Kehadiran fulfillment center seluas 3.700 meter persegi di Daan Mogot merupakan salah satu upaya Jet Commerce dalam membantu brand mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Tidak hanya dari sisi fulfillment, solusi Jet Commerce bersifat menyeluruh, meliputi pengembangan sekaligus pengelolaan official store di berbagai platform e-commerce, digital marketing, customer service, dan layanan warehousing dan fulfillment yang mencakup penyimpanan barang hingga pengiriman.
Saat ini, Jet Commerce tengah menjalin kemitraan strategis dengan sejumlah brand terkemuka dari beragam kategori meliputi kategori produk elektronik, health & beauty, produk rumah tangga, mainan anak, makanan hewan, dan popok bayi. Pertumbuhan cepat yang diraih juga menjadikannya mampu berekspansi ke negara-negara lainnya di Asia Tenggara. Dalam pengembangan usaha, Jet Commerce juga menjajaki kemungkinan penambahan fulfillment center serta gudang transit atau hub di berbagai wilayah strategis di Indonesia.