Bisnis.com, JAKARTA — Fore Coffee, perusahaan peritel kopi berbasis aplikasi, membukukan pertumbuhan nyaris dua kali lipat setelah mendapatkan pendanaan putaran kedua senilai Rp149 miliar pada Januari lalu.
Setelah 2 bulan mendapatkan pendanaan tersebut, jumlah gerai Fore terus bertambah. Dari 19 gerai pada Januari, Fore Coffee telah memiki total 35 gerai di Jakarta pada Maret. Aplikasi Fore Coffee pun telah diunduh lebih dari 500.000 kali dan menjadi aplikasi iOS lokal terpopuler ketiga di kategori makanan.
Fore Coffee didirikan pada Agustus 2018 oleh Robin Boe dan Elisa Suteja. Platform penjualan online-to-offline (O2O) ini melayani penjualan 10.000 gelas kopi sehari, dengan 85% dari total penjualan dipesan melalui aplikasi dan diantarkan kepada pelanggan.
Co-founder dan CEO Fore Coffee Robin Boe menyatakan pihaknya siap membuka 100 gerai pada akhir Juni 2019 berkat kesuksesan aplikasinya. Menurutnya, kehadiran aplikasi mobile mempermudah proses pemesanan untuk para pelanggan. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi yang pesat di Indonesia membuat masyarakat semakin sensitif terhadap tingkat kecepatan dan pelayanan instan.
Dia menilai, saat ini kopi sudah menjadi kebutuhan untuk banyak orang. Namun, tidak semua orang punya waktu untuk pergi ke kedai kopi, mengantri, menunggu pesanan mereka jadi, lalu kembali ke tempat kerja
“Dengan (aplikasi) Fore Coffee, semua hambatan ini bisa kami atasi. Sekarang, mereka bisa melakukan banyak hal lain yang lebih produktif sembari menunggu kopi kami sampai ke tangan mereka dalam sekejap," ujarnya, Kamis (11/8/2019).
Pada putaran pendanaan Seri A Januari 2019, Fore Coffee berhasil mengumpulkan total Rp 134 miliar atau US$9,5 juta, meningkat dari target awal sebesar Rp120 miliar atau US$8,5 juta yang ditutup pada bulan tersebut. Investasi ini dipimpin oleh perusahaan modal ventura East Ventures, diikuti oleh SMDV, Pavilion Capital, Agaeti Venture Capital, dan beberapa angel investor.