Keamanan Endpoint Penting untuk Lacak Jejak Serangan Siber

Rahmad Fauzan
Rabu, 10 April 2019 | 11:36 WIB
Ilustrasi ruangan server komputer/CC0
Ilustrasi ruangan server komputer/CC0
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Berdasarkan temuan dari survei global yang dilakukan oleh perusahaan keamanan jaringan endpoint, Sophos, yang bertajuk 7 Uncomfortable Truths of Endpoint Security, disebutkan bahwa mayoritas kejahatan siber terjadi di server dan jaringan perusahaan.

Menurut survei tersebut, sebanyak 37% serangan penjahat siber yang paling berbahaya terjadi di dalam server dan 37% di dalam jaringan perusahaan. Adapun, hanya sekitar 17% serangan yang ditemukan di endpoint dan 10% di perangkat ponsel.

Ilmuwan peneliti utama di Sophos, Chester Wisniewski, menjelaskan di dalam server tersimpan data keuangan, karyawan, kepemilikan, dan data penting lainnya, sehingga tidak aneh jika menjadi target utama para peretas.

“Dengan hukum seperti GDPR yang mengharuskan perusahaan-perusahaan untuk melaporkan kejadian pelanggaran data, yang berisiko tinggi pada keamanan server, menjadi masuk akal jika para manajer TI memfokuskan diri untuk melindungi server penting perusahaan dan menghentikan para penyerang yang berusaha masuk ke dalam jaringan,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (9/4).

Namun demikian, lanjutnya, para manajer TI tidak boleh mengabaikan sisi endpoint, karena sebagian besar serangan siber justru dimulai dari sisi tersebut. Selain itu, jumlah manajer TI yang belum dapat mengidentifikasi bagaimana dan kapan ancaman-ancaman tersebut masuk ke dalam sistem juga tidak kalah sedikit.

Adapun, sebanyak 20% manajer TI yang menjadi korban serangan siber pada 2018 tidak dapat menunjukkan dengan tepat bagaimana para penyerang mendapatkan akses masuk ke dalam sistem perusahaan. Di samping itu, sebanyak 17% manajer TI tidak mengetahui sudah berapa lama ancaman tersebut berada dalam lingkungan sistem sebelum akhirnya terdeteksi.

Sebagai solusi untuk memperbaiki ketidakmampuan melihat ancaman, para manajer TI dikatakan memerlukan teknologi endpoint detection and response (EDR) yang dapat mengungkap awal ancaman dan jejak penyerang (footprints) yang bergerak secara lateral menembus jaringan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper