Bisnis.com, JAKARTA — PT Espay Debit Indonesia Koe, pemegang merk dompet digital DANA, telah memiliki 10 juta pengguna dan memproses lebih dari 1 juta transaksi per hari setelah beroperasi selama setahun di Tanah Air.
CEO DANA Vincent Iswara menyatakan, perusahaan telah mengalami perkembangan yang cukup pesat sejak berdiri pada 21 Maret 2018. Saat ini pihaknya mengaku telah bekerja sama dengan lebih dari 15.000 merchants, terdiri dari pemilik toko individual hingga perusahaan skala nasional seperti Ramayana, KFC, Sour Sally, Gulu Gulu, Hoka-Hoka Bento, dan Kopi Kenangan.
“Perkembangan kami lumayan pesat. Sejak Januari, kami sudah punya 10 juta pengguna. Ke depannya kita akan lebih mengembangkan sistem dan teknologi kita, salah satunya adalah self on boarding platform,” ujarnya, Senin (25/3).
Dia menambahkan, melalui teknologi self on boarding, pihaknya berupaya mendorong pertumbuhan merchanta secara organik. Dengan sistem tersebut, pedagang yang tertarik untuk bermitra dengan DANA dapat mendaftarkan usahanya langsung melalui situs secara daring.
Selain itu, pihaknya juga memiliki rencana untuk bekerja sama dengan vendor produsen smartphone untuk meningkatkan tingkat adopsi penggunaan dompet digital tersebut.
Lebih lanjut, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. untuk menjangkau pengguna di pelosok daerah. Sinergi tersebut juga memungkinkan pengguna DANA membayar dengan kartu kredit atau kartu kredit bank tersebut dan melakukan isi ulang melalui agen BRIlink yang tersebar di seluruh Indonesia.
Vincent pun menjamin sistem keamanan yang digunakan perusahaan. Menurutnya, segala transaksi yang dilakukan melalui DANA baik oleh pengguna maupun merchant mendapatkan garansi pengembalian 100% bila ada kehilangan atau sistem galat (error).
Ketika pertama kali berdiri, ujarnya, dia menyatakan perusahaan hanya mempekerjakan 80 orang. Seiring dengan perkembangannya, saat ini perusahaan telah menambah jumlah pekerjanya hingga 350 orang, di mana 50% merupakan insinyur.
“Kita dari 80 orang sekarang menjadi 350 orang, dan semuanya pegawai dari Indonesia karena kami ingin pakai local talent. Lebih dari 50% adalah engineers,” ujarnya.