Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) optimistis pascaizin kelas 4G LTE Advanced Pro keluar, sejumlah handset akan membuka fitur yang mengakomodasi 4G LTE Advanced Pro.
4G LTE Advanced Pro merupakan teknologi terbaru atau satu tingkat di atas 4G LTE. 4G LTE Advanced Pro menggunakan teknologi License Assisted Access (LAA). Dalam bahasa pemasaran, 4G LTE Advandce Pro dikenal sebagai 4.9 G atau teknologi yang satu tingkat di bawah 5G.
Adis Alifiawan, Kasi Penataan Alokasi Dinas Bergerak Darat Kemkominfo, mengatakan saat ini sejumlah handset di Indonesia telah dilengkapi dengan fitur LAA. Hanya saja, karena jaringan LAA belum ada, fitur LAA masih dikunci.
“Sudah banyak [handset yang mendukung LAA] cuma begitu masuk ke Indonesia, masih dilock fitur LAA nya karena belum ada jaringannya. Nanti kalo sudah dibuka regulasinya, akan banjir [fitur LAA]” kata Adis kepada Bisnis, Sabtu (23/3/2019).
Adis mengakui pada uji coba yang dilakukan oleh Telkomsel dan Indosat Ooredoo beberapa waktu lalu, masih menggunakan handset Motorola Moto Z2 yang diimpor dari Myanmar, disebabkan handset yang ada di Indonesia saat itu belum support untuk LAA.
Adapun mengenai operator seluler, Adis menambahkan, jika LAA sudah berjalan, operator seluler nantinya tidak perlu mengupgrade atau meningkatkan teknologi mereka. Pasalnya, LAA masih bagian dari teknologi LTE yang saat ini telah digelar oleh operator seluler.
“Jadi sebetulnya tidak ada lompatan ganti teknologi lebih pada tambahan fitur di LTE biar tambah besar pipanya.,” kata Adis.
Dia mengatakan teknologi LTE hanya bisa dipakai dengan pipa dari frekuensi-frekuensi yang berizin pita, atau biasa dibilang licensed band. Dengan adanya tambahan fitur LAA, sambungnya, memungkinkan LTE menangkap pipa dari pita frekuensi yang sifatnya class license seperti frekuensi wifi.
“Jadi operator punya opsi garapan frekuensi baru tanpa harus repot-repot menang lelang frekuensi,” kata Adis.