Bisnis.com, JAKARTA — Salah satu unicorn Indonesia, Bukalapak, mengadopsi Oracle Cloud sejak Januari 2019 sebagai langkah untuk mendukung strategi pertumbuhan bisnisnya.
Dengan mengadopsi aplikasi Oracle, Bukalapak menitikberatkan bisnisnya pada percepatan pertumbuhan serta mendorong efisiensi operasional seperti pengelolaan data keuangan dan tenaga kerja.
Co-founder dan Presiden Bukalapak M. Fajrin Rasyid mengatakan Oracle Enterprise Resource Planning (ERP) Cloud dan Oracle Human Capital Management (HCM) Cloud telah membantu tim keuangan dan sumber daya manusia Bukalapak merampingkan proses dan efisiensi pengoperasian data secara berkesinambungan.
“Dengan aplikasi Oracle Cloud, kami memiliki kepastian bahwa proses kami dapat dikelola lebih baik dan disederhanakan. Ini memungkinkan kami untuk lebih fokus pada aspek penting di dalam bisnis kami, yaitu mengembangkan karyawan,” ujarnya, Rabu (13/2).
Adapun, dengan Oracle ERP Cloud, tim keuangan dan pengadaan Bukalapak bisa memantau posisi keuangan perusahaan dengan menyeluruh sekaligus meningkatkan efisiensi pengelolaan akun dan menutup pembukuan. Ini membuat manajemen Bukalapak lebih banyak memiliki waktu yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan strategis.
Sementara itu, dengan memanfaatkan Oracle HCM Cloud, Bukalapak dapat meningkatkan pengalaman karyawan seiring dengan pertumbuhan tenaga kerjanya. Implementasi Oracle HCM Cloud dikerjakan oleh mitra Oracle, yakni PT Optima Data Internasional.
Dibangun dengan pendekatan AI-first, Oracle ERP, dan HCM Cloud membantu bisnis Bukalapak untuk terhubung secara otomatis dan mengoordinasikan hasil dan data serta mengambil penemuan yang didapat dari berbagai jenis fungsi bisnis, platform, dan distribusi.
Proses bisnis yang terkoneksi akan memberikan konteks serta pemahaman dalam pengambilan keputusan yang lebih baik, produktivitas yang lebih tinggi, dan hasil yang lebih baik.
Managing Director Oracle Indonesia Davian Omas mengatakan solusi komputasi awan memiliki kemampuan untuk meminimalisir hambatan bisnis untuk bersaing di pasar yang saat ini sangat kompetitif terutama, di Asia Tenggara tempat bisnis mikro, kecil, dan menengah merupakan tulang punggung perekonomian kawasan.