Bisnis.com, JAKARTA--Pengguna Internet membutuhkan harga kuota Internet yang transparan, kualitas layanan yang stabil dan konten yang menarik dari semua operator telekomunikasi, bukan akses unlimited 4G.
Pengamat Telekomunikasi dari Indotelko Forum, Doni Ismanto Darwin mengungkapkan penggunaan iklan unlimited 4G yang digunakan beberapa operator kini sudah tidak lagi efektif, karena tidak mengedukasi masyarakat secara transparan.
Sementara itu, Doni juga mengatakan bahwa penerapan Fair Usage Policy (FUP) juga dianggap tidak adil oleh pengguna akses Internet.
"Selama ini penerapan FUP dirasakan tidak adil oleh pengguna karena transparansi pemakaian tidak ada. Pengguna hanya merasa, misalnya akses streaming berapa hari, nanti kecepatan dikurangi, tapi berapa sebenarnya data yang dia pakai kan tidak pernah disajikan operator," tuturnya, Kamis (31/1).
Doni berpandangan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap paket unlimited data Internet juga semakin rendah seiring berjalannya waktu. Pasalnya, publik semakin paham bahwa paket unlimited data Internet hanya tipu daya dari operator telekomunikasi kepada masyarakat.
"Banyaknya syarat dan kondisi yang harus dipenuhi untuk menikmati paket unlimited itu merupakan salah satu faktor penyebabnya. Operator yang saat ini masih aktif menawarkan paket unlimited adalah Indosat dan Smartfren," katanya.
Menurut Doni, kata unlimited yang saat ini dijual oleh operator telekomunikasi kepada masyarakat, telah membuat publik beranggapan mendapatkan akses Internet tanpa batas dan tidak ada habisnya pada periode tertentu.
Doni mengatakan kata unlimited yang digunakan oleh operator telekomunikasi Indosat, bisa dikatakan agak berbeda dibandingkan operator lainnya di Indonesia.
Dia menilai operator Indosat memang cukup getol menyisipkan kata unlimited dalam setiap penawaran paketnya. Seperti Unlimited +5GB senilai Rp65.000 atau Unlimited +7GB yang dibanderol Rp75.000.
"Namun lagi-lagi sayang, Unlimited yang dimaksud bukanlah tanpa batas, melainkan dibatasi kuotanya. Hanya saja tidak diperlihatkan secara transparan berapa kuota yang boleh dihabiskan," ujarnya.
Doni meyakini pelanggan operator telekomunikasi lebih rela membayar sedikit lebih mahal kepada para operator. Namun, harga yang sedikit lebih mahal itu juga harus disesuaikan dengan sinyal yang stabil di seluruh wilayah Indonesia.
"Pelanggan rela bayar agak mahal dari sekarang asalkan sinyal stabil dan tanpa buffering kala akses data," tuturnya.