Permintaan Chip Memori Surut, Laba Samsung Tergerus

Renat Sofie Andriani
Kamis, 31 Januari 2019 | 09:20 WIB
Seri terbaru Galaxy J Prime: J7 Prime (kanan) dan J5 Prime./Antara
Seri terbaru Galaxy J Prime: J7 Prime (kanan) dan J5 Prime./Antara
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Laba Samsung Electronics Co. turun pada kuartal keempat tahun lalu. Fakta ini menjadi tanda berkurangnya permintaan untuk chip memori dan smartphone besutan Samsung.

Raksasa teknologi asal Korea Selatan tersebut hari ini, Kamis (30/1/2019), melaporkan menyusutnya laba bersih menjadi 8,3 triliun won (US$7,5 miliar) pada kuartal IV/2018. Raihan itu lebih kecil daripada estimasi rata-rata yang dihimpun oleh Bloomberg sebesar 10,2 triliun won.

Menurut Samsung, berkurangnya permintaan untuk chip memori, penurunan penjualan smartphone, dan memburuknya profitabilitas di divisi display berkontribusi pada hasil tersebut.

Meski angka itu menggarisbawahi dampak dari perlambatan ekonomi global dan tensi perdagangan Amerika Serikat (AS)-China, Samsung telah memangkas belanja modalnya untuk mengendalikan biaya.

“Ada tarik menarik yang terjadi antara Samsung dan pelanggannya di pasar chip,” kata Lee Joo-wan, seorang analis semikonduktor di Hana Institute of Finance, Seoul.

“Para klien tengah menunggu untuk melihat harga akan turun lebih jauh sebelum mereka mulai membeli kembali dan Samsung berupaya mengendalikan persediaan demi menjaga harga agar tidak turun terlalu tajam,” jelasnya.

Adapun laba operasional dilaporkan mencapai 10,8 triliun won dari penjualan sebesar 59,3 triliun won. Samsung mengatakan bahwa pihaknya menghabiskan 23,7 triliun won dalam belanja modal untuk semikonduktor pada 2018. Padahal pada Oktober tahun lalu, Samsung mengatakan akan menghabiskan 24,9 triliun won untuk tahun yang sama.

Laba usaha dari unit chip sendiri mencapai 7,8 triliun won. Harga kontrak untuk modul server DRAM 32-gigabyte turun 9,6% pada kuartal IV/2018, menurut InSpectrum Tech Inc., sedangkan harga untuk chip memori flash MLC NAND 128 gigabit turun 8,4%.

Harga server DRAM dapat turun lebih dari 20% q-o-q pada tiga bulan pertama tahun ini, menurut TrendForce.

Bersama dengan SK Hynix Inc. dan Micron Technology Inc., Samsung mengendalikan sebagian besar pasar untuk DRAM (dynamic random access memory) dan chip yang digunakan untuk menyimpan data di komputer dan server pribadi.

Awal bulan ini Hynix membukukan laba yang lebih kecil dari perkiraan, dengan mengatakan permintaan memori melambat pada paruh kedua tahun lalu meskipun kemungkinan akan meningkat pada 2019 seiring dengan berlanjutnya ekspansi pusat data.

Samsung sependapat dengan memperkirakan lonjakan permintaan untuk chip memori dan layar dioda pemancar cahaya organik dari paruh kedua tahun ini.

"Investasi di pusat data akan terus berlanjut meskipun industri chip memori sedang mengalami koreksi jangka pendek yang cepat,” ujar Lee Soon-hak, seorang analis di Hanwha Investment & Securities dalam laporan pada 22 Januari.

Sementara itu, divisi smartphone Samsung membukukan laba operasional sebesar 1,5 triliun won pada kuartal keempat dibandingkan dengan 2,4 triliun won pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan laba sejalan dengan menurunnya penjualan yang disebabkan oleh pengiriman smartphone yang lemah di tengah pasar yang stagnan meskipun secara musiman kuat, menurut Samsung.

Samsung akan meluncurkan smartphone andalan terbarunya di San Francisco pada 20 Februari yang diharapkan akan menjadi penentu perubahan di tengah mandeknya pasar ponsel.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper