Bisnis.com, MALANG—Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan aplikasi edukasi anak berbasis android sehingga memudahkan orang tua mengasuh anaknya dengan baik dan benar.
Siti Mubasiroh, mahasiswa Pendidikan Biologi UMM, salah satu pencipta aplikasi tersebut, mengatakan Komisi Perlindungan Anak (KPAI) mencatat pada 2011-2016 sebanyak 4.294 kasus kekerasan pada anak dilakukan oleh keluarga dan pengasuh.
Data ini didukung dengan laporan Global Report 2017 Ending Violence in Childhood, sebanyak 73,7 persen anak Indonesia berumur 1-14 tahun mengalami pendisiplinan dengan kekerasan, atau agresi psikologis dan hukuman fisik di rumah.
“Hal ini tentunya dapat berdampak negatif pada kesehatan mental anak, serta berdampak pula pada karakter yang terbentuk pada diri anak,” katanya di Malang, Sabtu (26/1/2019).
Edukasi terkait cara mendidik, mengasuh anak secara benar sangat diperlukan orang tua guna mengindari hal-hal tersebut.
Karena alasan itulah dia bersama temannya satu kelompok menggagas aplikasi Ed-Parent. Aplikasi khusus orang tua tentang cara edukasi anak yang benar.
“Dengan dibuatnya aplikasi ini diharapkan dapat merekontruksi generasi bangsa menjadi generasi yang berkarakter dan bermoral sehingga terwujudnya revolusi mental di era perkembangan teknologi saat ini,” ujarnya..
Aplikasi berbasis Android garapan sekelompok mahasiswa ini dinobatkan sebagai juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) tingkat Nasional di Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Indonesia (STIKI) Malang, 21 Januari lalu.
Mereka adalah Chano Paramita mahasiswa Ilmu Komunikasi 2017, Siti Mubasiroh mahasiswa Pendidikan Biologi 2017, Muhammad Fitrah Asyari Bangun mahasiswa Manajemen 2017.
“Saya sangat senang sekali. Saya tidak menyangka bisa menang setelah bersaing dengan berbagai peserta dari perguruan tinggi yang sangat bagus karyanya,” ungkapnya.
Siti berharap bisa mengikuti kompetisi serupa di tempat lain sehingga dapat meningkatkan level perlombaan.
Sekretaris Prodi Pendidikan Biologi Husamah mengatakan sistem pembelajaran di UMM dapat diringkaskan dengan ungkapan, “Tiada hari tanpa prestasi, tiada prestasi yang tidak dihargai, dan tidak ada pelanggaran yang diberi sanksi”.
Hal itu, kata dia, menjadi pedoman dosen untuk mendidik mahasiswa untuk menjadi yang terdepan dan menginspirasi.