Permintaan iPhone Suram, Apple Pangkas Prospek Penjualan

Renat Sofie Andriani
Kamis, 3 Januari 2019 | 09:05 WIB
Apple/pixabay
Apple/pixabay
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade, Apple menurunkan prospek pendapatannya. Beberapa alasan yang dikemukan di antaranya adalah mengendurnya ekonomi China.

Pada Rabu (2/1/2019), CEO Apple Tim Cook mengatakan nilai penjualan diperkirakan mencapai sekitar US$84 miliar pada kuartal yang berakhir 29 Desember 2018. Perkiraan ini lebih kecil dari perkiraan sebelumnya yakni sebesar US$89 miliar hingga US$93 miliar.

Sementara itu, Apple melaporkan penjualan sebesar US$88,3 miliar pada kuartal pertama fiskal tahun sebelumnya. Dengan perkiraan baru ini, berarti Apple melaporkan perlambatan selama kuartal liburan pertama kalinya sejak Cook menjadi CEO pada 2011.

Pengumuman yang disampaikan Cook kepada investor dalam sebuah surat ini serta merta menyebabkan saham perusahaan turun sekitar 8,5% dalam perdagangan yang diperpanjang pada Rabu (2/1) di Amerika Serikat (AS).

Penurunan perkiraan ini dilakukan setelah terlihat indikasi selama beberapa pekan dari dalam Apple dan rantai pasokannya yang menunjukkan raksasa teknologi asal AS ini sedang berjuang untuk menjual model-model iPhone terbarunya yang dirilis pada September 2018.

Produk unggulan tersebut menghasilkan sekitar dua pertiga dari pendapatan Apple, dan memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan lebih penghasilan dari produk-produk lain seperti Apple Watches, AirPods, dan layanan seperti Apple Music.

“Meski kami mengantisipasi beberapa tantangan di pasar negara berkembang (emerging market) utama, kami tidak memprediksikan besarnya perlambatan ekonomi, khususnya di Greater China,” tulis Cook.

Greater China dan pasar negara berkembang lainnya, lanjut Cook, berkontribusi atas sebagian besar penurunan pendapatan iPhone dari tahun ke tahun. Pada saat yang sama, upgrade iPhone yang dilakukan juga terlihat tidak sekuat yang diantisipasi perusahaan di beberapa pasar negara maju.

"Fakta bahwa mereka telah meleset bukanlah kejutan,” kata Daniel Ives, seorang analis di Wedbush Securities. “Fakta bahwa China pada dasarnya telah tersungkur mencengangkan, dan dikombinasikan dengan kurangnya metrik, membuat investor merasa seperti berjalan dengan mata tertutup dalam kegelapan.”

Sejumlah pemasok utama Apple di luar negeri telah memangkas estimasi pendapatan mereka selama beberapa bulan terakhir. Pada November 2018, perusahaan mengatakan akan berhenti melaporkan penjualan unit iPhone, iPad dan Mac mulai tahun fiskal 2019.

Langkah ini memicu kekhawatiran bahwa Apple ingin menghindari mengungkapkan angka pertumbuhan yang lemah. Saham Apple sendiri telah amblas 32% dari puncaknya pada Oktober 2018 ke level penutupan di US$157,92 pada perdagangan Rabu (2/1/2019) di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang iPhone.

Pada Desember, Bloomberg News melaporkan bahwa Apple tengah berjuang untuk meningkatkan penjualan iPhone, yang mendorong perusahaan untuk memasarkan produk secara agresif dengan harga yang lebih rendah dari harga sebenarnya.

Dalam suratnya, Cook mengatakan model-model iPhone baru dirilis lebih awal dari iPhone X tahun lalu, sehingga menciptakan perbandingan tahun-ke-tahun yang sulit. IPhone X diluncurkan pada November 2017, sedangkan iPhone XS dan XS Max dirilis pada September.

"Upgrade iPhone juga tidak sekuat yang kami kira," katanya, mengacu pada penjualan model-model baru kepada pelanggan saat ini untuk menggantikan ponsel lama mereka.

Cook mengaitkan sebagian besar penurunan prospek perusahaan dengan perjuangan perusahaan di China yang terdampak ekonomi dan meningkatnya ketegangan perdagangan negara itu dengan AS.

"Ketika iklim meningkatnya ketidakpastian membebani pasar keuangan, efeknya tampaknya juga menjangkau konsumen, dengan perdagangan ke toko-toko ritel dan mitra kami di China menurun,” tambah Cook.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper