Kemenristekdikti: Produk Hasil Inovasi akan Sia-sia Jika Tak Melihat Kebutuhan Pasar

Nur Faizah Al Bahriyatul Baqiroh
Kamis, 20 Desember 2018 | 12:02 WIB
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe (kiri) didampingi Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman (kedua kiri) melihat motor listrik milik PLN Distribusi Jakarta Raya saat Pameran Inovasi PLN LIKE (Learning, Innovation, Knowledge & Exhibition) di kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (17/10)./ANTARA-Widodo S Jusuf
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe (kiri) didampingi Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman (kedua kiri) melihat motor listrik milik PLN Distribusi Jakarta Raya saat Pameran Inovasi PLN LIKE (Learning, Innovation, Knowledge & Exhibition) di kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (17/10)./ANTARA-Widodo S Jusuf
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menyatakan pengembangan produk inovatif tetap mesti memperhatikan kebutuhan dan manfaatnya bagi publik agar tidak berakhir sia-sia.

Direktur Jenderal (Dirjen) Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Jumain Appe menerangkan tanpa memperhatikan kebutuhan publik, produk inovatif yang dihasilkan dari riset hanya akan berakhir sia-sia.

"Jadi kita harus mengembangkan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kalau tidak sesuai dengan kebutuhan, produk inovasi tersebut akan jadi sampah, sia-sia," tuturnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Kamis (20/12/2018).

Agar bisa berhasil, proses pengembangan suatu produk hasil inovasi harus melihat kebutuhan pasar. Dengan demikian, saat produk tersebut siap dikomersialkan, produk itu bisa langsung berdampak ke masyarakat.

Saat ini, pemerintah sedang menggencarkan perkembangan teknologi, inovasi, dan ekonomi kreatif agar bisa bersaing dalam revolusi industri 4.0. Beragam hal dilakukan, termasuk membuka akses pembiayaan yang lebih besar terhadap pelaku ekonomi kreatif dan mendorong perkembangan pendidikan vokasi.

Kemenristekdikti mengklaim terus mendorong perguruan tinggi dan masyarakat untuk melakukan pengembangan serta kreatif untuk membuat sesuatu yang bermanfaat. Selain itu, produk inovasi yang dikembangkan pun mesti bernilai, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun budaya.

"Bermanfaat saja tidak cukup kalau produk itu tidak memiliki nilai," tambah Jumain.

Dia mengungkapkan ada tiga elemen utama yang harus diperhatikan dalam mengembangkan suatu inovasi produk sehingga bisa bersaing di pasar internasional, yakni mendorong kreativitas, menjalankan inovasi, dan mengembangkan enterpreunership.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper