Bagi Traveloka, Akuisisi Adalah Opsi untuk Jaga Laju Pertumbuhan

N. Nuriman Jayabuana
Rabu, 19 Desember 2018 | 07:22 WIB
Nadiem Makarim dari Go-Jek (dari kiri ke kanan), Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, William Tanuwijaya dari Tokopedia, Ferry Unardi dari Traveloka, Kepala BKPM Thomas Lembong, dan Achmad Zaky dari Bukalapak dalam Nexticorn International Summit di Bali, Rabu (9/5/2018) - Bisnis/Demis Rizky Gosta
Nadiem Makarim dari Go-Jek (dari kiri ke kanan), Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, William Tanuwijaya dari Tokopedia, Ferry Unardi dari Traveloka, Kepala BKPM Thomas Lembong, dan Achmad Zaky dari Bukalapak dalam Nexticorn International Summit di Bali, Rabu (9/5/2018) - Bisnis/Demis Rizky Gosta
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Traveloka dikabarkan telah mengakuisisi tiga kompetitornya secara sekaligus di Asia Tenggara melalui afiliasinya Jet Tech Innovation Ventures di Singapura dengan kesepakatan bernilai US$66,8 juta.

Satu di antara tiga perusahaan yang diakuisisi merupakan kompetitor domestiknya di Indonesia, PegiPegi. Sedangkan dua perusahaan lain merupakan MyTour dari Vietnam dan TravelBook dari Filipina.

Meskipun masih enggan mengkonfirmasi aksi korporasi tersebut, manajemen Traveloka tak memungkiri langkah akuisisi merupakan salah satu opsi untuk dapat terus menjaga pertumbuhan secara eksponensial. Melalui aksi korporasi itu juga, perusahaan dapat terus mengembangkan produk yang relevan dengan kebutuhan konsumen di berbagai pasar.

"Akuisisi adalah salah satu opsi untuk terus tumbuh. Kami juga membuka pasar dengan membangun kantor di beberapa negara dan merekrut talenta lokal. Itu semua kami lakukan untuk menjembatani kepentingan lebih banyak pengguna," ujar Public Relation Manager Traveloka Busyra Oryza di Jakarta, Selasa (18/12).

Aplikasi Traveloka saat ini bisa digunakan di sejumlah negara lain di Asia Tenggara meliputi Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Filipina.

Selain ekspansi cakupan wilayah, sepanjang tahun ini Traveloka telah memperkenalkan tiga layanan terbaru di dalam platformnya yaitu pemesanan tiket shuttle bus antarkota, pemesanan tempat kuliner, dan fitur bayar kemudian.

Traveloka juga tengah menggalang putaran pendanaan terbaru senilai US$400 juta untuk mengeskalasi bisnisnya di kawasan Asia Tenggara.

GIC dari Singapura dikabarkan bakal memimpin putaran pendanaan yang dapat meningkatkan valuasi perusahaan menjadi sekitar US$4,1 miliar.

Sebelum kabar akuisisi sejumlah kompetitor Traveloka beredar, perusahaan itu baru saja ditinggal salah satu pendirinya Derianto Kusuma yang mengundurkan diri belum lama ini. Deri, demikian dirinya disapa, merupakan sosok sentral di balik pengembangan beragam produk teknologi Traveloka.

Pengunduran diri Deri dari jajaran direksi Traveloka turut disebut bakal mengubah lanskap bisnis Traveloka pada masa mendatang, dari sebelumnya lebih bertumpu kepada pengembangan inovasi menjadi berfokus ke tujuan komersial.

Google dan Temasek melalui laporan e-Conomy SEA 2018 memproyeksikan nilai pasar agen perjalanan daring di Asia Tenggara bakal menembus angka US$76,6 miliar pada 2025.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper