Riset Evolusi Protein Dianugerahi Nobel Kimia 2018

Annisa Margrit
Kamis, 4 Oktober 2018 | 10:38 WIB
Foto Frances H. Arnold dari AS, George P. Smith dari AS, dan Gregory P. Winter dari Inggris diperlihatkan dalam pengumuman pemenang penghargaan Nobel Kimia 2018 di Royal Swedish Academy of Sciences, di Stockholm, Swedia, Rabu (3/10)./TT News Agency via Reuters
Foto Frances H. Arnold dari AS, George P. Smith dari AS, dan Gregory P. Winter dari Inggris diperlihatkan dalam pengumuman pemenang penghargaan Nobel Kimia 2018 di Royal Swedish Academy of Sciences, di Stockholm, Swedia, Rabu (3/10)./TT News Agency via Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Penghargaan Nobel di bidang kimia untuk tahun ini diberikan kepada tiga peneliti yang hasil kerjanya antara lain berujung pada obat untuk penyakit autoimun. 
 
Penghargaan tersebut diberikan kepada Frances Arnold dari California Institute of Technology di AS, George P. Smith dari University of Missouri di AS, dan Gregory P. Winter dari MRC Laboratory of Molecular Biology di Inggris. 
 
Nobel Kimia ini diserahkan oleh Royal Swedish Academy of Sciences pada Rabu (3/10/2018) waktu Stockholm, Swedia. Ketiganya dinilai berhasil memanfaatkan kekuatan evolusi untuk menghasilkan protein baru yang dapat digunakan untuk banyak hal, mulai dari deterjen ramah lingkungan hingga obat kanker. 
 
Salah satu hasil dari penelitian mereka adalah obat suntik Humira yang dijual oleh AbbVie, yang digunakan untuk perawatan radang sendi dan berbagai penyakit autoimun lainnya. 
 
"Ada orang yang mengembangbiakkan kucing atau anjing. Saya mengembangbiakkan molekul," ujar Arnold seperti dilansir Reuters, Kamis (4/10).
 
Dia dinilai berhasil mengubah sains dengan menggunakan prinsip-prinsip evolusi seperti perubahan dan seleksi genetik, dan mengembangkan protein jenis baru dengan cepat.
 
"Saat ini, ada berbagai enzim di deterjen yang kita gunakan di mesin pencuci piring dan telah berevolusi karena proses ini. Ada pula enzim yang bisa menciptakan biofuel jenis baru atau menjadi katalis dalam formula pembuatan obat-obatan baru," papar Chairman Komite Nobel Kimia Claes Gustafsson.
 
Adapun Smith mengembangkan metode yang memakai virus yang telah menginfeksi bakteri untuk membuat protein baru. Sementara itu, Winter menggunakan teknik phage display yang sama dengan Smith untuk memicu evolusi antibodi, dengan tujuan menghasilkan obat-obatan yang lebih efektif.
 
Humira disebut berhasil mengubah kehidupan para penderita radang sendi karena mereka tidak lagi memerlukan kursi roda. Tahun lalu, obat ini terjual dengan nilai US$18 miliar.
 
"Saya tidak mengira kalau obat antibodi akan sangat sukses secara komersial.. itu merupakan perubahan paradigma yang menyeluruh. Antibodi sebagai produk farmasi masih terus berkembang," tutur Winter. 

Nobel Kimia adalah 1 dari 5 penghargaan Nobel yang diberikan atas nama Alfred Nobel, penemu dan industrialis Swedia. Empat bidang lainnya adalah Nobel Fisika, Nobel Perdamaian, Nobel Sastra, dan Nobel Fisiologi atau Kedokteran.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper