Bisnis.com, JAKARTA — Pembangunan saluran kabel bawah tanah atau ducting dinilai bisa menurunkan investasi pembangunan infrastruktur telekomunikasi hingga 70%.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Jasa Telekomunikasi (APJATEL), Bambang Prastowo mengatakan tak banyak pemerintah daerah yang sadar pentingnya ducting bagi infrastruktur telekomunikasi. Beberapa pemerintah daerah seperti di Bandung dan Surabaya telah merealisasikan inisiasi bersama pembangunan ducting.
Sistem ducting, katanya, mampu membuat investasi lebih efisien bahkan hingga 70%. Alasannya, ducting menyediakan keamanan dan kemudahan monitoring juga penanganan bila terdapat gangguan. Investasi yang lebih efisien ini karena faktor risiko selama infrastruktur bisa digunakan menjadi lebih rendah.
"Kalau misalnya invest 100% dengan ducting itu cost-nya bisa turun 60%. Keamanan terjamin, peletakan kabelnya bisa mengetahui, lebih tertata," ujarnya di sela Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan Jakarta dan Singapura memiliki tantangan yang beda terkait pembangunan infrastruktur telekomunikasi. Kendati demikian, bukan tidak mungkin bila Jakarta bisa memiliki kecepatan internet yang sama dengan Singapura.
Pengembangan infrastruktur telekomunikasi untuk meningkatkan kecepatan internet bisa berjalan dengan dukungan operator seluler juga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dari sisi Pemerintah Provinsi DKI, perlu dukungan untuk pembangunan ducting.
Belum adanya pengaturan kabel di bawah tanah juga yang menghambat pengembangan jaringan ketenagalistrikan ketika Rudiantara masih bekerja di sektor swasta. Dia mengatakan pembangunan ducting memungkinkan teknologi yang lebih canggih sehingga tak perlu lagi ada tiang di permukaan.
"Pemda DKI akan membangun ducting. Jadi tidak ada lagi berseliweran kabel-kabel. Seharusnya juga tiang-tiang tidak ada lagi," katanya.