Dugaan Penyalahgunaan Data, Facebook Nonaktifkan CubeYou

Renat Sofie Andriani
Senin, 9 April 2018 | 08:04 WIB
Logo Facebook dalam bentuk 3 dimensi./Reuters
Logo Facebook dalam bentuk 3 dimensi./Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Facebook menonaktifkan CubeYou dari platformnya, menyusul laporan CNBC bahwa perusahaan analisis data ini telah menghimpun dan menyalahgunakan informasi para pengguna Facebook.

CubeYou dikabarkan secara menyesatkan menyalahgunakan kuis yang semestinya ditujukan untuk penelitian akademis nirlaba, dan kemudian membagikan informasi para pengguna kepada marketer.

Skenario ini serupa dengan bagaimana Cambridge Analytica mendapatkan akses ilegal terhadap data sebanyak 87 juta akun pengguna Facebook, demi menargetkan pemasaran politik.

CubeYou dikabarkan menjual data yang telah dikumpulkan oleh para peneliti yang bekerja sama dengan Psychometrics Lab di Cambridge University. Cara ini mirip dengan bagaimana Cambridge Analytica menggunakan informasi yang diperolehnya untuk tujuan pemasaran politik.

Laporan tentang CubeYou ini menunjukkan bahwa metode pengumpulan data dari kuis dan menggunakannya untuk tujuan pemasaran adalah bukan sekadar insiden yang terjadi begitu saja.

Selain itu, fakta jika CubeYou bisa menyalahgunakan tujuan kuis dan Facebook tidak melakukan apapun untuk menghentikannya sampai CNBC menyampaikan laporan ini, menunjukkan minimnya kemampuan platform tersebut untuk mengawasi aktivitas itu.

Facebook, bagaimanapun, membantah implikasi tidak dapat melakukan pengawasan yang tepat atas jenis aplikasi ini.

Setelah diberi tahu tentang dugaan pelanggaran oleh CubeYou, Facebook menyatakan akan menonaktifkan seluruh aplikasi CubeYou sampai proses audit lebih lanjut dapat diselesaikan.

“Ini adalah klaim yang serius dan kami telah menonaktifkan CubeYou dari Facebook sementara menyelidiki mereka,” ujar Ime Archibong, wakil presiden Facebook untuk kemitraan produk, dalam sebuah pernyataan.

"Jika mereka menolak atau gagal melalui audit kami, aplikasi mereka akan dilarang dari Facebook. Selain itu, kami akan bekerja sama dengan UK ICO [Kantor Komisi Informasi] untuk meminta informasi dari University of Cambridge tentang pengembangan aplikasi secara umum oleh Pusat Psikometrik dan penyalahgunaan oleh Kogan,” katanya.

Aleksander Kogan diketahui adalah peneliti yang membuat kuis untuk digunakan oleh Cambridge Analytica.

“Kami ingin berterima kasih kepada CNBC karena menginformasikan tentang kasus ini,” tambah Archibong.

Pengungkapan itu muncul ketika CEO Facebook Mark Zuckerberg dijadwalkan akan menyampaikan testimoninya di depan Kongres AS pekan ini atas skandal kebocoran data yang melibatkan Cambridge Analytica.

Komisi Kehakiman dan Perdagangan Senat berikut Komisi Energi dan Perdagangan DPR AS diperkirakan akan menanyai Zuckerberg tentang apa yang dilakukan Facebook untuk melindungi privasi pengguna, serta mencegah pihak asing menggunakan Facebook untuk ikut campur dalam agenda pemilu di masa mendatang.

Sejak skandal Cambridge Analytica meletus, Zuckerberg telah menyatakan tanggung jawabnya sendiri atas kebocoran data privasi pengguna. Perusahaan juga telah meluncurkan beberapa inisiatif untuk meningkatkan kontrol atas data pengguna mereka.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami