Bisnis.com, JAKARTA - Pasar printer di Indonesia meningkat 0,6% dengan penjualan 2 juta unit pada 2017, terutama didorong oleh permintaan UMKM terhadap printer tinta tangki.
Berdasarkan IDC Asia/Pacific Quarterly Hardcopy Peripherals Tracker, 2017 Q4, pasar inkjet sesungguhnya hanya mencetak pertumbuhan 0,3% year on year (y-o-y) dengan pengiriman 1,8 juta unit tahun lalu. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh printer tinta yang melesat 17,5%. Printer tinta terus membuat terobosan di segmen kantor dan komersial.
Sementara, pasar printer laser, termasuk mesin fotokopi, mencatat total pengiriman sekitar 180.000 unit dengan pertumbuhan 8,1% secara tahunan.
IDC Asia menyebut pasar ritel terakselerasi kuartal IV/2017 setelah pergerakan melamban pada Q2/2017 dan Q3/2017 karena Idul Fitri. Pembelian di segmen konsumen dan komersial meningkat, tetapi sebagian besar untuk penggantian.
"Permintaan tinggi pada segmen ritel sebagian besar didorong oleh segmen UKM. Sesuai dengan kebutuhan cetak mereka, harga merupakan kunci utama,” kata Market Analyst, Imaging, Printing, and Document Solutions (IPDS), IDC Indonesia, Ngayomi Rino Rivaldi dalam siaran pers, Sabtu (7/4/2018).
Menurut dia, inkjet tetap menjadi teknologi yang dominan di pasar HCP Indonesia, didorong oleh printer tinta tangki dengan kontribusi melampaui 45%. Printer tinta tangki telah tumbuh secara konstan sejak 2014 sebesar 32,7% per tahun, sedangkan printer tinta cartridge turun 17%.
Printer tinta tangki berhasil menembus pasar dengan menawarkan biaya rendah, volume percetakan yang tinggi, dan perawatan yang rendah. Sementara untuk laser, single-function laser printers – khususnya single-function laser printer yang murah karena Indonesia masih merupakan pasar yang sensitif terhadap harga --masih berkontribusi pada sebagian besar pertumbuhan segmen laser.
Pengiriman pasar mesin fotokopi laser berbasis MFP mencapai sekitar 17.000 unit pada 2017, didominasi oleh segmen laser monokrom. Pertumbuhan di pasar MFP berbasis mesin fotokopi didorong oleh permintaan besar dari pemerintah karena pemilihan presiden 2019.
Adapun printer SDM (dot-matrix) terus turun tahun lalu karena pengguna secara bertahap bermigrasi ke printer laser dan inkjet.
IDC juga mencatat tiga merek teratas yang menguasai pasar printer di Indonesia, yakni Epson, Canon, dan HP Inc.
Epson menduduki puncak pasar printer dengan pangsa 39% dan pertumbuhan 20,4% tahun lalu. Epson memiliki citra merek yang kuat untuk tinta printer. Penyampaian pesan merek ini sebagai pelopor dalam pasar tinta printer telah mendukung pertumbuhan ini.
Sementara itu, penjualan Canon turun 14%, mendorongnya menempati posisi kedua dengan pangsa pasar 37,4%. Kinerja Canon dipengaruhi penjualan printer tinta tangki dan printer tinta cartridge yang masing-masing rontok 43% dan 12,1%, tetapi tumbuh pesat pada segmen laser hingga 49,3%.
Adapun HP Inc tetap di posisi ketiga dengan pangsa pasar 19,2%. Segmen inkjet masih mendominasi pengiriman HP di semua produk printer. Menariknya, pertumbuhan pengiriman berasal dari printer laser, terutama low-end single-function laser printer. Penjualan low-end single-function laser printer pulih dibandingkan dengan 2016 karena permintaan tinggi di pasar ritel, terutama segmen UKM.
“Pasar HCP [printer] diperkirakan hanya akan melihat pertumbuhan marginal di tahun mendatang, tetapi kebanyakan vendor akan menargetkan kunci vertikal untuk mengidentifikasi area pertumbuhan. Dengan pertumbuhan UKM yang konstan di Indonesia, diharapkan adanya peningkatan permintaan HCP yang akan menetralisir penurunan dari segmen perusahaan karena konsolidasi dan digitalisasi,” kata Research Manager, Imaging, Printing, and Document Solutions (IPDS), IDC Asean, Mohit Raizada.
Rivaldi berharap pasar memiliki sentimen positif, terutama pada segmen ritel dan proyek tender. Bank Indonesia sebelumnya memperkirakan ekonomi secara keseluruhan akan meningkat pada kuartal I/2018.
"Pasar HCP akan melambat pertengahan tahun, tetapi akan kembali seiring dengan musim perayaan dan persiapan pemilihan presiden akhir tahun,” ujar Rivaldi.