Bisnis.com, JAKARTA - NetApp bekerja sama dengan IDC melakukan riset global yang fokus untuk membantu perusahaan merangkul transformasi digital bertajuk Data Visionaries.
Hasil riset mengklasifikasi perusahaan yang menjadi dua kategori Data Thriver dan Data Survivor. Data Thriver adalah perusahaan yang secara agresif mendisrupsi pemanfaatan teknologi digital untuk mempengaruhi pasar-pasar baru.
Pilihan mendisrupsi diambil untuk meningkatkan pendapatan, hasil bisnis dan mentransformasi data menjadi uang. Banyak perusahaan Fortune 100 membangun pusat invoasi, sekaligus menciptakan peran-peran baru untuk para innovation executive dan data management officer.
Data Survivor adalah perusahaan dan organisasi yang tengah kehilangan kesempatan pendapatan, terlambat dalam memanfaatkan data untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, dan kewalahan dengan data.
Kategori perusahaan ini menggunakan tools yang berbeda-beda untuk mengelola data mereka yang memiliki format dan lokasi yang berbeda pula, yang menambah kompleksitas dalam mengelola keamanan, resiko, privasi, dan compliance.
Riset tersebut menunjukkan hanya 11% perusahaan yang masuk dalam kategori Data Thriver, sedangkan industri-industri di luar itu berisiko kehilangan sebagian besar dari presentase pendapatan mereka kepada organisasi-organisasi yang lebih data-driven di tahun 2018.
Industri-industri teratas yang memiliki resiko ini termasuk utilitas (29%), ritel (>25%), peralatan industri (20%), layanan keuangan (18%), dan pemerintahan (18%).
Perusahaan-perusahaan yang telah memanfaatkan data untuk mendorong bisnis dan memuaskan pelanggan mereka dalam cara-cara baru yang inovatif, hanya perlu mulai untuk mendisrupsi pasar.
"Jika perusahaan tidak bertransformasi untuk menjadi Data Thriver, mereka akan menjadi korban di tengah-tengah Darwinisme digital ini, yang berdampak terhadap bisnis-bisnis di segala penjuru industri dalam berbagai ukuran,” ujar Laura DuBois, IDC group vice president, Enterprise Storage, Server and Infrastructure Software melalui pernyataan resmi.
Menurutnya, organisasi tengah berpindah dari bisnis konvensional dan mulai bertransformasi digital. Perusahaan-perusahaan sadr bahwa mereka harus memodernkan sistem, model, proses, dan arsitektur mereka untuk dapat berkompetisi.
Berdasarkan riset bersama ini, perusahaan dengan pola Data Thriver memiliki tingkat akuisisi pelanggan baru, produktifitas karyawan dan peningkatan profitabilitas tiga kali lipat lebih besar.