Bisnis.com, JAKARTA – International Data Corporation (IDC) memprediksi pasar layanan public cloud di seluruh Asia Tenggara akan mencapai US$11 miliar atau Rp163 triliun pada 2025 dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) 5 tahun sebesar 21,5 persen.
Research Manager IDC Thailand Prapussorn Pechkaew mengatakan pihaknya memprediksikan pada 2023, layanan digital akan menguasai segala pasar di Asia Tenggara.
Hal ini dikarenakan satu dari tiga perusahaan akan menghasilkan lebih dari 15 persen pendapatannya dari produk dan layanan digital, persentase ini meningkat dari hanya satu dari enam perusahaan pada 2020.
Beberapa area yang menjadi prioritas negara-negara di Asia Tenggara untuk mendorong ekonomi digital mereka diantaranya adalah menjadi perusahaan yang mengandalkan data dalam pengambilan keputusan, melakukan akselerasi layanan digital, beroperasi secara otonom, dan modernisasi rantai pasokan.
IDC juga menilai pandemi Covid-19 membuat makin banyaknya perusahaan yang memindahkan mission-critical workloads mereka ke public cloud, dan pemerintah di negara-negara Asia Tenggara juga membuka kesempatan bagi para pelaku industri yang sudah teregulasi seperti finansial, asuransi, pelayanan kesehatan, sektor publik, energi, telekomunikasi, dan manufaktur untuk mengadopsi penggunaan public cloud.
Proses adopsi hybrid dan multi cloud juga semakin cepat karena perusahaan memiliki akses ke produk-produk yang lebih baik untuk melakukan integrasi data dan interoperabilitas aplikasi pada beberapa cloud.