Bisnis.com, JAKARTA — Pada paruh pertama tahun ini, dua gelombang serangan ransomware, yakni WannaCrypt dan Petya, memanfaatkan kerentanan pada sistem operasi Windows usang di seluruh dunia.
Kejadian ini tentunya tidak hanya mengganggu kehidupan sehari-hari individu tapi juga melumpuhkan banyak operasional perusahaan dan organisasi.
Seiring dengan lanskap ancaman yang terus berevolusi dan berkembang, organisasi perlu memastikan bahwa mereka memiliki rancangan keamanan yang bersih dan kuat.
Perlindungan ini tentu dimaksudkan agar melindungi lingkungan digital mereka dengan lebih baik, serta mendeteksi ancaman juga merespons serangan.
Laporan Microsoft Asia Pasifik, Kamis (7/9/2017), tentang temuan regional dari Laporan Security Intelligence (SIR), Volume 22, menyebutkan empat praktik terbaik yang dapat dipertimbangkan individu dan organisasi untuk meminimalisir risiko siber dan tetap bertahan dalam lanskap ancaman yang selalu berubah :
Pertama, jangan bekerja di hotspot Wi-Fi umum tempat penyerang dapat “mengintip” komunikasi digital, menangkap detil login dan kata sandi, serta mengakses data pribadi.
Baca Juga Harga Batu Bara Tergelincir |
---|
Kedua, teratur memperbarui sistem operasi dan program perangkat lunak lainnya untuk memastikan patch terbaru telah diinstal. Hal ini dapat mengurangi risiko eksploitasi kerentanan.
Ketiga, mengurangi risiko kompromi kredensial dengan mendidik pengguna tentang mengapa mereka harus menghindari kata kunci sederhana dan menerapkan metode otentikasi multifaktor, seperti satu dari Azure Multi-Factor Authentication (MFA).
Selain itu, Anda bisa menerapkan kebijakan keamanan yang mengontrol akses kepada data sensitif dan membatasi akses jaringan perusahaan ke pengguna, lokasi, perangkat, dan sistem operasi yang sesuai.
Baca Juga BNI Diajak Kembangkan e-Samsat Nasional |
---|
Kebijakan ini dapat secara otomatis memblokir pengguna tanpa otorisasi yang tepat atau menawarkan saran yang mencakup pengaturan ulang kata sandi dan penegakan autentikasi multifaktor.