Dana dari Rusia Mengalir ke 470 Akun Penyebar Kebencian di Facebook

Demis Rizky Gosta
Kamis, 7 September 2017 | 12:59 WIB
Facebook/Istimewa
Facebook/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Facebook Inc. menyatakan dana senilai US$100.000 mengalir dari Rusia dalam bentuk belanja iklan ke 470 akun dan halaman di platform Facebook yang menyebarkan pesan provokatif dalam dua tahun terakhir.

Chief Security Officer Facebook, Alex Stamos, mengatakan Facebook memutuskan melakukan analisis terhadap pola pembelian iklan untuk menjawab pertanyaan tentang keterkaitan Rusia dengan proses pemilihan presiden di Amerika Serikat.

“Satu pertanyaan yang muncul adalah hubungan antara upaya Rusia dan iklan yang dibeli di Facebook. Ini adalah klaim yang serius dan kami telah mengkaji rangkaian aktivitas di platform kami agar bisa memahami apa yang terjadi,” katanya dalam siaran pers Facebook, Rabu (6/9/2017) waktu setempat.

Analisis atas pembelian iklan di Facebook, paparnya, menemukan belanja iklan senilai US$100.000 pada periode Juni 2015—Mei 2017 atas sekitar 3.000 iklan yang terkait dengan 470 akun dan halaman pelanggar kebijakan Facebook. Akun dan halaman ini, lanjutnya, saling terafiliasi dan beroperasi dari Rusia.

Stamos kemudian memaparkan empat poin tentang akun dan halaman terkait yang semuanya telah ditutup oleh Facebook.

Pertama, mayoritas iklan yang ada di akun tersebut tidak secara spesifik menyinggu soal pemilihan presiden Amerika Serikat, pengambilan suara, atau kandidat tertentu.

Kedua, iklan dan akun fokus menyebarkan pesan yang memecah belah secara politik dan sosial dalam berbagai spektrum ideologis. Topik yang disentuh meliputi hak LGBT, isu tentang ras, imigrasi, hingga hak memiliki senjata api.

Ketiga, seperempat dari iklan-iklan tersebut memiliki sasaran wilayah tertentu. Keeempat, aktivitas akun-akun tersebut konsisten dengan teknik yang disebukan dalam buku putih yang dirilis Facebook pada April tentang penyebaran informasi dengan tujuan tertentu.

Stamos mengatakan informasi tentang aktivitas di Facebook terkait Rusia tersebut telah diserahkan oleh perusahaan kepada pihak berwajib yang sedang menyelidiki isu keterkaitan Rusia dalam pemilihan presiden di AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper