Telkom Ingin Akuisisi Perusahaan Satelit Asing

Lavinda
Senin, 17 April 2017 | 21:06 WIB
Telkom Indonesia. /telkom
Telkom Indonesia. /telkom
Bagikan

Bisnis.com, BOGOR — PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) berniat mengakuisisi perusahaan pengelola satelit asing demi merealisasikan ekspansi usaha dan menjadi operator satelit terbesar di Asia.

Direktur Utama Telkom Alex Sinaga mengklaim perusahaannya merupakan pengelola satelit kedua terbesar di Asia setelah perusahaan asal China yang saat ini memiliki tujuh satelit.

“Posisi di atas kami mungkin hanya ada satu perusahaan China yang berbasis di Hongkong, punya tujuh satelit,” ujar Alex, Senin(17/4/2017).

Pada 15 Februari 2017, perusahaan telekomunikasi pelat merah itu telah meluncurkan Satelit Telkom 3S dan berhasil menempatkan pada orbit yang telah ditentukan serta mengoperasikannya per April 2017. Sementara itu, Satelit Telkom 4 rencananya diluncurkan pada Juni 2018.

Ke depan, Telkom akan berupaya memperoleh slot kosong dan membangun satelit dengan jumlah yang sama dengan perusahaan asal Tirau Bambu itu paling tidak sampai 2030.

“Untuk mengejar posisi pertama ada dua cara, pertama satelitnya kami tambah terus dengan mencari slot kosong atau perusahaan satelitnya kami akuisisi sekalian,” ungkap Alex.

Akuisisi akan dilakukan terhadap perusahaan asing seperti perusahaan asal Malaysia, Thailand, Eropa, bahkan Amerika Serikat yang memiliki satelit di atas wilayah Indonesia. Dengan akuisisi, Telkom akan mendapat satelit milik perusahaan terebut sekaligus, sehingga menghemat waktu karena tak perlu membuat satelit dari awal.

Kendati demikian, dia enggan menjelaskan lebih rinci perusahaan asing yang akan diakuisisi. Alex hanya mengatakan saat ini pihaknya masih menjajaki upaya akuisisi tersebut dan berharap bisa segera menemui kesepakatan.

Tak hanya akuisisi, upaya lain yang dilakukan ialah memperoleh slot kosong yang saat ini berpotensi ditinggal ‘penghuninya’, yakni slot satelit milik PT Indosat Tbk., dan milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) yang akan habis masa berlakunya pada 2020.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Lavinda
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper