Industri Satelit Terkendala Slot

Lavinda
Senin, 17 April 2017 | 19:36 WIB
Satelit cuaca Jepang Himawari-9./REUTERS
Satelit cuaca Jepang Himawari-9./REUTERS
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Keterbatasan slot menghambat perkembangan industri satelit di Indonesia.

Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) Alex Sinaga mengatakan persoalan industri satelit saat ini bukan dana investasi, melainkan slot yang terbatas.

Oleh karena itu, pihaknya meminta dukungan pemerintah untuk menyediakan slot bagi satelit Telkom yang rencananya akan dlincurkan setelah Telkom 4. 

Telkom berencana meluncurkan Satelit Telkom 4 pada Juni 2018. Nilai investasi pembangunan Telkom 4 mencapai US$160 juta atau lebih rendah 23,8% dari dana pembuatan Telkom 3S yang mencapai US$210 juta.

“Bulan depan pilot engine sudah akan selesai, setelah itu cangkangnya, secara umum desain sudah selesai lebih dari 53%, meluncur Juni 2018 di Florida,” ujarnya di sela peresmian pengoperasian Satelit Telkom 3S di Stasiun Pengendali Utama (SPU) Satelit Telkom Cibinong, Bogor, Senin (17/4).

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika menyediakan slot kosong untuk ekspansi Telkom demi mengurangi kesenjangan teknologi, informasi, dan komunikasi di seluruh Indonesia.

“Nantinya ada orbit yang akan ditinggalkan pemiliknya. Jadi kalau boleh dialokasikan kepada Telkom,” kata Rini.

Menurut dia, Telkom telah menoreh sejarah dengan melakukan peluncuran satelit sejak 1976 silam, ketika masih berbentuk perusahaan umum (Perum). Saat itu, Telkom yang bernama Perumtel membuat Indonesia menjadi lima besar negara yang melakukan peluncuran satelit.

Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika, kebutuhan satelit di pasar nasional tercatat mencapai 300 transponder, atau lebih besar dari yang dimiliki operator satelit nasional saat ini.

Telkom saat ini memiliki 109 transponder atau sepertiga dari kebutuhan pasar nasional. Selain Telkom, pasokan transponder juga dipenuhi oleh beberapa operator yaitu, PT Indosat Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN).

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Lavinda
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper