Bisnis.com, JAKARTA—Tren teknologi, informasi, dan komunikasi sangat dinamis, terbukti sejumlah riset menunjukkan dunia mengarah para era digital. Hal itu terus memaksa operator PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk bertransformasi agar tak tertinggal arus.
Pengakuan itu disampaikan Executive Vice President Telkom Regional 2 Jakarta Teuku Muda Nanta kepada Bisnis. Berikut petikannya:
Apa strategi Telkom untuk mempertahankan kinerja?
Pada 2017, kami menetapkan target disruptive for triple double digit. Artinya, mulai dari pendapatan, EBITDA, dan laba bersih diharapkan tumbuh pada level dua digit. Strategisnya melalui tiga program utama.
Pertama, meningkatkan layanan bagi konsumen, karena di dunia telekomunikasi ini begitu banyak kompetitor dan persaingan ketat. Perbedaan keunggulan adalah pada pengalaman konsumen.
Kedua, mengakselerasi bisnis digital, membesarkan bisnis digital. Misalnya Indihome di sektor konsumen, Telkom Solution di segmen enterprise, dan data center di segmen teknologi informasi.
Ketiga, cerdas mendorong pertumbuhan inorganik. Telkom memiliki lebih dari 32 anak usaha dengan lini bisnis berbeda yang diupayakan terus berkembang seluruhnya.
Bagaimana mengakselerasi perkembangan bisnis digital?
Kami akan memperbesar porsi data center dibandingkan legacy seperti telepon dan lainnya. Hal ini yang membuat kami tumbuh berkelanjutan. Kami mengantisipasi ke depan untuk tak terlalu berfokus pada bisnis lama, tapi bertransformasi ke inovasi yang baru.
Tak hanya itu, ada program untuk memperbesar anak usaha atau melirik perusahaan yang sesuai dengan portofolio digital Telkom, baik di dalam maupun di luar negeri akan kita jajaki untuk akuisisi.
Dari sisi porsi, tahun ini bisnis digital setidaknya harus mendekati 50% dibandingkan porsi 2016 yang sekitar 40%. Nantinya sampai 2020, bisnis digital akan dominan.
Bagaimana Telkom Regional Jakarta berkontribusi?
Terdapat tujuh divisi regional, yakni Sumatera, Jakarta Bogor Tangerang Bekasi (Jabotabek)-Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah-Yogyakarta, Jawa Timur-Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Kawasan Timur Indonesia.
Kami mengeksekusi semua program dari direktorat, memelihara dan mengoperasikan jaringan akses, baik menara, fiber optik, maupun radio dan backbond untuk mendukung operasional telekomunikasi. Kami berupaya terus membangun, juga perbaikan jika ada gangguan. Sampai saat ini, Jabotabek berkontribusi terbesar dengan porsi 30% dari sisi bisnis, dan basis konsumen.
Perkembangan pembangunan infrastruktur di Telkom Regional 2 Jakarta?
Fokus kami pada akses, yakni melakukan transformasi infrastruktur digital, dengan membangun fiber optic untuk mengganti jaringan berbasis tembaga. Di Jabotabek, sudah 70% tercakup fiber optic. Porsi terbesar di Jakarta Timur hampir 90%. Ke depan, kami upayakan 100% pada 2020.
Target bisnis digital?
Tentu kami ingin memperbesar basis konsumen. Khusus untuk bisnis digital, kami harapkan konsumen layanan Indihome di regional Jakarta meningkat dua kali lipat, dari saat ini 500.000 pengguna menjadi 1 juta pelanggan. Sekarang pengguna internet hampir 100 juta orang. Kebutuhan fixed broadband semakin tinggi. Dari sana, kami optimis memperkuat divisi fix broadband menjadi kaki kedua Telkom setelah divisi seluler.
Antisipasi persaingan dengan operator penyedia layanan fix broadband lain?
Kami selalu melakukan analisis pasar, salah satunya aspek kompetisi. Kami terus mengakselerasi dan mewaspadai persaingan yang cukup ketat. Telkom juga mengantisipasi adanya kawasan-kawasan eksklusif yang tak memungkinkan layanan Telkom masuk ke wilayah tersebut dengan cara melakukan partnership dengan pihak terkait di wilayah tersebut.
Pewawancara: Lavinda & Lahyanto Nadie