Xiaomi Siapkan Investasi US$3 Juta

Sholahuddin Al Ayyubi
Jumat, 10 Februari 2017 | 19:53 WIB
Xiaomi./www.xiaomimalaysia.net
Xiaomi./www.xiaomimalaysia.net
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen ponsel asal Tiongkok Xiaomi telah menanamkan investasi sebesar US$ 3 juta untuk memenuhi regulasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) ponsel 4G LTE dengan menggandeng pabrikasi lokal Sat Nusapersada.

Abidin Hasibuan, Owner Pabrik Sat Nusapersada mengemukakan total target produksi ponsel Xiaomi dari investasi tersebut yaitu sebanyak 300.000-500.000 unit ponsel setiap bulan. Namun menurut Abidin, ‎saat ini pabrikasi Sat Nusapersada baru tersedia sekitar 3 line yang dapat memproduksi sekitar 300.000 unit ponsel.

"Kalau Xiaomi mau mencapai 500.000 unit produksi‎ ya harus ditambah menjadi 5 line agar mencapai target mereka," tuturnya di Jakarta, Jumat (10/2/2017).

Dia menjelaskan dana sebesar US$ 3 juta tersebut hanya untuk satu kali investasi dengan target 5 line yang rencananya akan terpenuhi pada Maret 2017 mendatang. Dia optimistis target tersebut dapat dipenuhi dan produsen asal Tiongkok itu dapat mencapai kandungan lokal sebesar 30%.

"Kami yakin target ini dapat terpenuhi, agar Xiaomi dapat memenuhi regulasi TKDN ini," katanya.

Secara terpisah, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika pada Kementerian Perindustrian (Kemenperin) I Gusti Putu Suryawirawan mengimbau agar seluruh produsen smartphone yang bermain di Indonesia memenuhi kandungan lokal sebesar 30% sejalan dengan Permenperin No. 65/2016 tentang Ketentuan dan Tata Cara Perhitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri Produk Telepon Seluler, Komputer Genggam dan Komputer Table.

"Harapannya agar semua vendor dapat memenuhi regulasi ini ya, tahun ini semua vendor akan kami kenakan TKDN sebesar 30%," ujarnya.

‎Seperti diketahui, untuk memenuhi kewajiban TKDN tersebut, kini pemerintah telah memberikan kemudahan bagi produsen melalui tiga skema investasi TKDN yang ditawarkan yaitu investasi software, investasi hardware dan investasi dana.

Skema pertama adalah investasi software yaitu produsen wajib memenuhi komposisi aplikasi lokal 70%, pengembangan 20% dan manufaktur 10%. Sedangkan jika vendor memilih untuk melakukan investasi hardware bisa menggunakan skema ke dua yaitu manufaktur 70%, pengembangan 20% dan aplikasi 10%.

Kemudian untuk investasi dana, Regulasi tersebut mengatur nilai investasi dengan besaran Rp250 miliar-Rp400 miliar setara TKDN sebesar 20%, investasi senilai Rp400 miliar-Rp550 miliar setara TKDN sebesar 25%, investasi senilai Rp550 miliar-Rp700 miliar setara TKDN sebesar 30%, investasi senilai Rp700 miliar-Rp1 triliun setara TKDN 35%, sedangkan TKDN 40% diberikan pada investasi yang lebih besar dari Rp1 triliun.

Melalui tiga tawaran skema tersebut seharusnya tidak ada alasan lagi bagi produsen untuk penuhi kewajiban regulasi TKDN tersebut.‎ Menurut data Kemenperin, hanya produsen asal Amerika Serikat yang sudah penuhi TKDN sebesar 30% tahun ini yaitu Apple. ‎Apple telah memenuhi regulasi TKDN tersebut lewat jalur investasi dengan nilai investasi sebesar US$44 juta.

Sementara itu, ‎Senior Vice President Xiaomi Wang Xiang mengatakan tidak akan meninggalkan konsumen Xiaomi di Indonesia hanya karena regulasi TKDN untuk ponsel 4G LTE. Menurutnya, pengguna Xiaomi saat ini sangat besar di Indonesia.

"Investasi kami ini adalah sebuah bukti betapa pentingnya pasar Indonesia bagi kami, melalui investasi ini juga menandai komitmen kami untuk terus tumbuh di Indonesia," tuturnya.

Selain itu, dia juga menjelaskan Xiaomi akan patuh pada regulasi TKDN tersebut dan mengambil jalur investasi melalui dua jalur yaitu software dengan menggandeng TSM Technologies dan hardware dengan menggandeng pabrikasi Sat Nusapersada.

‎"Melalui produksi lokal ini kami berharap dapat memegang peranan penting dalam membangun kemampuan negara ini untuk memproduksi perangkat keras dan lunak untuk smartphone," katanya.

Sementara itu, Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xie Fang berharap kerja sama antara produsen asal Tiongkok dan ‎Indonesia dapat terus ditingkatkan. Menurutnya, kerja sama Tiongkok-Indonesia telah bergeser dari perdagangan komoditas dan proyek kontrakan ke teknologi dan informasi.

"Ini menunjukkan bahwa perusahaan asal Tiongkok sedang menjunjung tinggi konsep manajemen lokal dan aktif berintegrasi dengan Indonesia untuk berkembang bersama," ujarnya.

Dia juga mengimbau agar seluruh perusahaan asal Tiongkok yang bermain di Indonesia, memenuhi semua regulasi yang telah dibuat pemerintah. Selain itu, dia juga meminta seluruh perusahaan agar memberikan kontribusi ekonomi yang besar kepada pemerintah Indonesia.

"‎Kami mengapresiasi upaya aktif yang dilakukan oleh pemerintahan Joko Widodo dalam rangka menarik penanaman modal dan memperbaiki lingkungan investasi. Ke depan, kerja sama ini harus lebih baik," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper