Industri Keuangan Masih Jadi Target Hacker

Sholahuddin Al Ayyubi
Selasa, 24 Januari 2017 | 20:13 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--‎Vendor pengamanan IT global Kaspersky memprediksi financial industry masih menjadi target utama penjahat siber sepanjang tahun ini sejalan dengan semakin massifnya serangan para hacker kepada perusahaan keuangan.

Dony Koesmandarin, Territory Channel Manager Kaspersky mengemukakan serangan hacker yang dilakukan dewasa ini memiliki pola beragam. Dia memprediksi tahun ini ada malware jenis baru yang akan dikhususnya untuk menyerang perusahaan finansial.

"Sasaran para hacker ini kan memang uang ya. Jadi mereka akan terus menggunakan pola berbeda-beda untuk mencapai targetnya," tuturnya di Jakarta, Selasa (24/1).

Selain itu, transaksi online yang tengah menjadi tren untuk mewujudkan program cassless‎ dinilai juga memiliki kerentanan untuk diretas hacker. Menurutnya, layanan transaksi online tersebut harus memiliki sistem keamanan yang kuat.

"Paling tidak mereka harus aware dengan proteksi sistem keamanan mereka, selain itu aplikasnya juga harus aman," katanya.

Dia mengatakan tahun ini akan ada jenis malware baru bernama memory-resident malware.‎ Malware tersebut diciptakan untuk melakukan pengintaian secara umum dan pengumpulan data kredensial calon targetnya.

"Malware ini mungkin akan ditempatkan pada lingkungan yang sangat sensitif oleh penyerang yang ingin mengindari pendeteksian," ujarnya.

‎Serangan malware tahun ini, menurutnya juga akan fokus pada perangkat mobile, terutama yang telah mengadopsi Operating System (OS) Android. Dia mengakui infeksi malware terhadap sistem Android dapat dilakukan melalui aplikasi pihak ke tiga dan flashdisk berjenis OTG.

‎"Coba di cek Google Play, kadang kita hanya main download aplikasi gratisan saja. Tanpa melihat siapa atau apa nama perusahaan yang membuatnya. Ini yang berbahaya," tuturnya.

Selain itu, Dony menjelaskan penjahat siber tahun ini juga mulai memiliki ketertarikan terhadap iklan digital yang tumbuh signifikan di Indonesia. Iklan digital menurutnya mampu memberikan profil target melalui kombinasi IP Adress dan browser fingerprint.

"Hal ini dilakukan penjahat siber untuk menyerang secara tepat sekaligus melindungi toolkit terbaru mereka," tukasnya.

Dia berharap ke depan seluruh industri mulai fokus untuk ‎memperkuat sistem keamanan agar tidak mudah diretas oleh penjahat siber. Salah satu cara yang dapat dilakukan industri adalah menerapkan antivirus terhadap sistem keamanan perusahaan.

"Intinya memang harus lebih fokus pada sistem keamanan, agar pelaku cyber crime ini tidak mudah masuk ke dalam sistem," ujarnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Rustam Agus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper