Bisnis.com, JAKARTA—Penggunaan hybrid cloud di industri teknologi informasi Indonesia diperkirakan akan meningkat signifikan dengan porsi hingga 48% dari total organisasi nasional dalam satu tahun mendatang.
Demikian laporan IT Leaders Survey 2016 yang dirilis oleh Microsoft Asia Pasifik. Data tersebut terangkum dari hasil survei yang melibatkan 1.200 pemimpin TI di 12 negara terkait pengembangan strategi infrastruktur TI demi untuk memenuhi kebutuhan bisnis digital.
Sebanyak 48% dari para pemimpin TI di Asia Pasifik memprioritaskan hybrid cloud dibandingkan public cloud atau private cloud untuk organisasi mereka. Sembilan dari sepuluh responden mengatakan mereka akan memprioritaskan hybrid cloud yang terintegrasi dengan alat manajemen umum, baik di public maupun private cloud.
Di Indonesia, Yos Vincenzo, Cloud & Enterprise Business Group Lead Microsoft Indonesia menyampaikan, pemimpin TI berusaha menyeimbangkan kebutuhan TI, tuntutan anggaran, serta tuntutan untuk memodernisasi sistem yang dapat memenuhi tantangan masa depan digital.
“Survei menemukan, saat ini 43% dari responden di Indonesia sudah menggunakan hybrid cloud, diperkirakan mengalami peningkatan hingga 48% dalam 12-18 bulan ke depan,”demikian tertulis dalam hasil laporan Microsoft Asia Pacific IT Leaders Survey 2016, Rabu(18/1/2017).
Adapun, sebanyak 30% dari total responden di Indonensia menggunakan private cloud dan 27% memanfaatkan public cloud.
Survei juga menunjukkan, potensinya kecil responden meningkatkan investasi baik di solusi private cloud maupun public cloud, karena permintaan akan pendekatan hybrid yang lebih terintegrasi semakin kuat.
Pemimpin TI di Asia Pasifik diproyeksi akan menyesuaikan pendekatan teknologi dengan proses transformasi digital organisasi, sembari mengelola infrastruktur TI yang sudah berjalan.