Bisnis.com, JAKARTA -- PT Indosat Tbk. mengestimasi pemangkasan tarif interkoneksi seluler tidak menurunkan pendapatan perusahaan.
Alexander Rusli, Direktur Utama Indosat, memperkirakan pemangkasan tarif interkoneksi berpotensi menurunkan atau bahkan tidak berpengaruh ke pendapatan perseroan.
Pemotongan tarif interkoneksi pun dapat menurunkan beban di daerah-daerah tertentu.
"Kontribusi interkoneksi di kami kecil sekali, tidak sampai 10%. Kami masih hitung berapa besar dampaknya karena ini banyak rinciannya," kata Alex kepada Bisnis Rabu (3/8/2016).
Pada 2015 pendapatan jasa interkoneksi Indosat sebesar Rp1,93 triliun, berkontribusi 7,19% terhadap total pendapatan. Adapun, beban interkoneksi sebesar Rp2,38 triliun atau menyumbang 9,74% terhadap total beban perseroan pada 2015.
Menurut Alex, pemangkasan tarif interkoneksi ini belum tentu dikaitkan dengan tarif ritel. Emiten bersandi saham ISAT ini pun belum memutuskan perlu tidaknya menurunkan tarif ritel.
Indosat sendiri sudah memiliki program bebas telepon Rp1 per detik ke semua operator kapanpun selama 24 jam.
"Kalau harus memangkas tarif ritel, apa kami harus turunkan lagi program telepon Rp1 per detik?" ujarnya.