Konglomerasi Media Televisi Picu Lambatnya Migrasi Analog ke Digital

Sholahuddin Al Ayyubi
Selasa, 28 Juni 2016 | 20:12 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Nusantara TV Corp menilai sejumlah konglomerasi media televisi saat ini menjadi salah satu penyebab lambatnya progress migrasi siaran dari analog ke digital karena konglomerasi itu sudah merasa nyaman dan memiliki pangsa pasar yang besar.

Nurdin Tampubolon, Presiden Komisaris Nusantara TV berpandangan dewasa ini Indonesia sudah tertinggal cukup jauh jika dibandingkan dengan sejumlah negara lain yang sudah lama menerapkan siaran digital.

Menurutnya, migrasi siaran dari analog ke digital mendesak untuk dilakukan, karena dari sisi teknologi dinilai lebih baik dibandingkan siaran analog dan tidak memerlukan biaya yang mahal.

“Kalau saya melihat, kita ini sudah tertinggal sangat jauh. Seluruh dunia kini sudah mulai menerapkan siaran digital, tetapi karena adanya konglomerasi media televisi ini, kita judi terlambat,” tuturnya kepada Bisnis pada saat peluncuran siaran digital perdana Nusantara TV di Jakarta, Selasa (28/6).

Presiden Komisaris Nusantara TV itu juga mendesak pemerintah dan lembaga terkait untuk segera merampungkan regulasi yang berkaitan dengan undang-undang penyiaran, sehingga seluruh stasiun televisi dapat secepatnya melakukan migrasi dari analog ke digital.

“Pemerintah dan DPR harus segera menyelesaikan itu [regulasi penyiaran]. Siaran digital ini suatu keniscayaan karena kita sudah tertinggal lama, sudah sembilan tahun lho, ini,” katanya.

Menurut Nurdin, sebagai stasiun televisi pertama yang sudah mengudara melakukan siaran digital, pihaknya hanya diberi uji coba siaran digital selama enam bulan ke depan oleh pemerintah hingga regulasi undang-undang penyiaran dirampungkan oleh DPR.

Menurutnya, jika regulasi itu rampung, maka pemerintah akan membagikan set of box kepada masyarakat yang masih menggunakan siaran analog untuk beralih ke digital.

“Nanti pemerintah yang akan memberikan set of box itu kepada masyarakat. Karena itu kami akan terus mendorong agar regulasi ini rampung,” ujarnya.

Secara terpisah, CEO Nusantara TV Jakarta, Randy Monthonaro T meyakini saat ini masyarakat sudah siap untuk melakukan migrasi dari analog ke digital.

Menurutnya, jika masih ada masyarakat yang menggunakan televisi analog, dapat membeli set of box yang kini dijual bebas dengan harga yang tidak terlalu mahal.

“Kami yakin masyarakat sudah siap untuk melakukan migrasi ini,” katanya.

CEO Nusantara TV Jakarta itu menjelaskan saat ini Nusantara TV sudah melakukan siaran digital secara serempak di lima kota di seluruh Indonesia  seperti di daerah Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Medan dan Batam.

Dirinya menargetkan tahun ini akan melakukan ekspansi di seluruh wilayah hingga tersebar di 12 kota di seluruh Indonsia.

“Saat ini memang baru lima kota saja, tapi target kami ada beberapa kota lagi yang akan kami jangkau,” tukasnya.

Seperti diketahui, uji coba siaran televisi digital ini akan melibatkan para pemangku kepentingan yaitu KPI, LPP TVRI, penyedia konten dan industri perangkat. Uji coba siaran televisi digital terrestrial bersifat non komersial dan dengan masa laku uji coba selama 6 (enam) bulan dan dapat diperpanjang.

Dimana wilayah layanan yang dapat dilakukan uji coba (bahwa telah terbangun infrastruktur multipleksing TVRI) adalah sebanyak 20 lokasi.

Tujuan uji coba siaran TV digital ini adalah dalam rangka penelitian aspek teknis dan non teknis meliputi kinerja perangkat dan sistem penyiaran multipleksing, perencanaan dan konfigurasi jaringan SFN, MFN, dan/atau gabungan SFN dan MFN.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Rustam Agus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper