Proyek TI Banyak yang Gagal, Hambatan Digital di Indonesia Cukup Besar

Setyardi Widodo
Rabu, 1 Juni 2016 | 13:22 WIB
Salah satu sesi dalam seminar bertajuk Digital Transformation Era, Is Your Business Ready? yang digelar Bisnis Indonesia bersama Lintasarta, IBM, dan Indosat Ooredoo di Jakarta, Rabu (1 Juni 2016). / Bisnis-swi
Salah satu sesi dalam seminar bertajuk Digital Transformation Era, Is Your Business Ready? yang digelar Bisnis Indonesia bersama Lintasarta, IBM, dan Indosat Ooredoo di Jakarta, Rabu (1 Juni 2016). / Bisnis-swi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Hambatan digital atau digital resistors di Indonesia termasuk besar sehingga banyak proyek teknologi informasi yang gagal mencapai tujuan.

Sudev Bangah, Country Manager IDC untuk Indonesia dan Filipina, memperkirakan sekitar 50% proyek teknologi informasi gagal mencapai tujuan.

“Digital resistors di Indonesia termasuk tinggi,” ujarnya dalam seminar bertajuk “Digital Transformation Era, Is Your Business Ready?” yang digelar PT Aplikanusa Lintasarta, IBM Indonesia, dan Indosat Ooredoo dengan dukungan Bisnis Indonesia di Jakarta, Rabu (1/6/2016).

Berdasarkan survei yang dilakukan IDC, katanya, dalam implementasi TI pada organisasi di Indonesia, tingkat resistansinya mencapai 32%.  Angka ini termasuk cukup tinggi.

Meskipun 68% CEO telah mendukung agar perusahaan goes digital, adanya resistensi yang cukup luas masih menjadi isu menonjol pada tahun ini, jelas Sudev.

Sudev Bangah mengungkapkan hambatan dalam transformasi digital di perusahaan itu di antaranya masalah anggaran, change management, perhitungan return on investment, dan sebagainya.

Sementara itu, Kalamullah Ramli, pakar teknologi informasi dari Universitas Indonesia, mengatakan perkembangan teknologi digital telah mengubah cara orang menjalankan bisnis.

Survei yang digelar oleh Puskakom UI bersama Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, menunjukkan Internet di Indonesia banyak digunakan untuk fungsi perdagangan dan jasa.

Ini tidak lepas dari profil pengguna Internet di Indonesia di mana kelompok berusia 18-35 tahun mewakili 80% populasi pengguna.

“Yang diperlukan sekarang adalah solusi yang serba cepat, lincah, dan inovatif,” ujarnya pada kesempatan yang sama.

Feby Sallyanto, Group Head Sales major & Strategic Account Indosat Ooredoo, mengatakan ada empat pendorong utama perkembangan penerapan teknologi digital yang mengubah proses bisnis.

Empat hal itu, katanya, adalah perkembangan sosial media, penyebaran akses berbasis teknologi mobile, penerapan big data, serta pemanfaatan cloud.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Setyardi Widodo
Editor : Setyardi Widodo
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper