Bisnis.com, JAKARTA - Kurangnya sumber daya manusia yang mumpuni di bidang big data menjadi salah satu hambatan bagi perkembangan bisnis big data di Indonesia.
Menurut CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli pihaknya pernah berencana untuk merekrut ahli data untuk bisa memonetisasi bisnis dari big data ini. Namun, minimnya tenaga membuat rencana tersebut belum bisa terealisasi.
Kalaupun perusahaan ingin mendatangkan tenaga untuk pekerjaan ini, maka pihaknya harus mengekspor dari luar negeri dan biayanya tidaklah sedikit.
“Mau meng-hire kemari itu susah,” katanya pada kunjungan ke kantor Bisnis Indonesia, Jumat (15/4/2016).
Menurutnya operator telekomunikasi memiliki banyak data yang bisa menjadi basis big data seperti data mengenai daerah yang sering dikunjungi pelanggan, gender pelanggan, kecenderungan umum mereka. Namun, pihaknya belum bisa melakukan hal-hal yang lebih jauh guna memonetisasi data tersebut.
Berbicara mengenai pemanfaatan big data berarti menemukan cara bagaimana menggabungkan informasi eksternal dan internal dan hal ini masih menjadi mimpi. “Di dunia digital, kita belum bisa monetisasi data,” katanya.