Bisnis.com, JAKARTA - Ketika muncul pertama kali empat tahun lalu, Raspberry Pi langsung mencuri perhatian dunia pehobi komputer dan elektronika.
Raspberry Pi Foundation, yang memproduksi komputer berukuran mungil tersebut, sebenarnya bertujuan agar produknya tersebut digunakan untuk keperluan pendidikan.
Kenyataannya, Raspberry Pi mendapat perhatian pula dari kalangan pehobi, yang memanfaatkan komputer tersebut buat berbagai keperluan. Pada saat ini para pehobi sudah menggunakan komputer itu sebagai otak robot, pemantau bayi, sampai dikirim ke luar angkasa.
Salah satu penyebab keberagaman penerapan ini, selain ukurannya yang kecil (yang membuatnya mudah disisipkan di mana-mana, adalah kemampuan komputasinya yang cukup ampuh.
Model pertama Raspberry Pi menggunakan chip berinti empat berbasis arsitektur ARM, dengan inti Cortex A7 (900 Mhz, 32 bit), buatan Broadcom.
Chip ini pada dasarnya serupa dengan chip yang ditemukan pada ponsel pintar dan komputer tablet yang populer pada saat ini. Sistem operasi bawaan, Linux, sudah tersedia dan dikenal dengan cukup baik, dan cukup minimalis dan ampuh.
Berkat Linux Raspberry model awal ini dapat digunakan sebagai komputer meja konvensional, dengan casing, papan ketik dan layar monitor yang sesuai.
Namun para pehobi banyak juga yang menggunakannya sebagai server atau peranti headless (tanpa layar monitor), yang bisa dikendalikan dari jarak jauh.
Pada ulang tahunnya yang keempat pada 29 Februari 2016, Raspberry Pi Foundation merilis model baru yang lebih cepat dan lebih ampuh dibandingkan model pertama.
Chip yang digunakan masih dari Broadcom, namun sekarang menggunakan prosesor berinti empat 64 bit dengan clockspeed 1,2 Ghz, berdasarkan arsitektur ARM Cortex A53. Ini lebih cepat 10 kali dibandingkan model awal, atau dua kali lebih cepat dibandingkan dengan model sebelumnya, Raspberry Pi 2.
Perubahan paling penting buat Raspberry Pi 3 ini adalah integrasi chip yang memberikan dukungan untuk koneksi nirkabel (Wi-Fi IEEE 802.11n dan Bluetooth). Akibatnya, komputer ini tidak lagi memerlukan jack Ethernet untuk terhubung dengan Internet.
Ciri-ciri lainnya masih sama. Raspberry Pi masih dilengkapi dengan slot kartu SD untuk storage, dan masih menggunakan konektor mikro USB untuk data maupun pemasok daya.
Raspberry Pi 3 juga masih menjalankan Raspbian Linux sebagai sistem operasi utama, walaupun pada saat ini Microsoft juga sudah menyediakan versi Windows Embedded untuk Internet of Things yang bisa dijalankan dengan komputer mungil tersebut. Pilihan sistem operasi lain juga tersedia, seperti Ubuntu Core.
Meskipun chip-nya sendiri sudah memiliki kemampuan 64 bit, Raspbian Linux yang digunakan masih dijalankan dalam mode 32 bit. Raspberry Pi Foundation menjual komputer ini seharga US$35.
Anda berminat?