Bisnis.com, JAKARTA—Belanja iklan TV pada 2015 mengalami penurunan hingga 26,7% dari sebelumnya Rp99 triliun menjadi hanya Rp72,5 triliun.
CEO Sigi Kaca Pariwara Sapto Anggoro menuturkan perlambatan ekonomi pada 2015 menyebabkan belanja TV mengalami penurunan. Meski demikian, sejumlah industri justru menunjukkan pertumbuhan. Di sisi lain, produk-produk rokok masih merajai belanja iklan TV nasional. Sigi Kaca Pariwara merupakan pengembang Adstensity yang menyediakan data seputar penempatan iklan tv.
“Pendapatan iklan TV ini jauh meleset dari yang ditargetkan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) yang memprediksikan belanja iklan TV nasional untuk 2015 mencapai Rp 113,5 triliun,” katanya, Selasa (5/1).
Sapto menuturkan penyebab dari penurunan belanja iklan bisa jadi karena memburuknya kurs tukar rupiah terhadap dolar Amerika pada 2015 lalu. Akibatnya, sebagian besar industri terpaksa menghemat belanja iklan mereka. Hal ini nampak pada industri otomotif yang paling terpengaruh dengan situasi ini. Sebaliknya kondisi itu tak berlaku pada industri e-commerce/digital business (online store) yang justru mencuat pada 2015.
Sapto menuturkan belanja iklan tv masih didominasi oleh industri yang sudah mapan seperti baverage, personal care, dan refined food. Adapun sektor lain yang menunjukkan perkembangan signifikan adalah e-commerce.