Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan advertising expenditure (ADEX) atau belanja iklan di industri pertelevisian Indonesia diproyeksi turun sepanjang sisa 2020 atau periode Mei-Desember. Sinyal positif dari pemerintah pun dinilai vital agar proses pemulihan di industri dapat dipercepat.
Menurut Wakil Ketua ATVSI Neil Tobing, proyeksi belanja iklan di industri pertelevisian berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
Sebelumnya, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi bisa minus sampai -0,4% dengan batas atas 2,3% karena penurunan aktivitas ekonomi dampak virus corona.
Terkait dengan hal tersebut, Neil menilai dukungan pemerintah diperlukan untuk mendorong kegiatan promosi dan pemasaran produk yang sejauh ini merepresentasi lebih dari 50% ADEX, yakni fast moving consumer goods (FMCG).
Selain itu, asosiasi berharap pemerintah dapat memberikan kontribusi langsung terhadap ADEX di industri periklanan Tanah Air dengan memperbanyak jumlah iklan pemerintahan dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) guna mempercepat pemulihan.
"Perbanyak iklan dari pemerintah dan BUMN," ujar Neil kepada Bisnis, Kamis (14/5/2020).
Neil melanjutkan, berdasarkan laporan dari tim riset ATVSI, gross ADEX selama periode Ramadan turun dengan rerata 8% YoY, meskipun jumlah penonton selama masa pandemi naik 9,2%. Beberapa sektor utama yang mengalami penurunan di antaranya adalah FMCG, otomotif, dan perbankan