Trend Serangan Cyber 2016: Penyusup Perangkat Apple Tumbuh Pesat

Sholahuddin Al Ayyubi
Kamis, 10 Desember 2015 | 16:38 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Vendor pengamanan IT global, Symantec memprediksi serangan cyber terhadap perangkat Apple pada 2016 akan tumbuh dengan pesat seiring dengan banyaknya konsumen yang menggunakan perangkat asal Amerika Serikat tersebut.

IDC mencatat, perusahaan tersebut telah menyumbang 13,5% dari pengiriman smartphone global dan 7,5% dari pengiriman PC secara global.

Senior Manager Security Response Symantec Singapura, Eugene Teo mengemukakan tingginya pengguna perangkat Apple secara global saat ini telah menarik perhatian para penjahat cyber untuk melakukan penyerangan. Menurutnya, saat ini para penjahat cyber tersebut sedang sibuk mengembangkan malware jenis khusus yang dirancang untuk dapat menginfeksi perangkat yang berjalan pada Mac OS X atau los.

“Meskipun jumlah ancaman yang menargetkan sistem operasi Apple masih cukup rendah bila dibandingkan dengan pesaing utama perusahaan tersebut  seperi Windows di desktop dan Android pada ponsel, tetapi jumlah ancaman yang terungkap tumbuh dengan stabil dalam beberapa tahun terakhir,” tutur Teo dalam keterangan resminya, Kamis (10/12).

Teo juga mengungkapkan dalam 18 bulan terakhir tingkat infeksi malware terhadap perangkat Apple juga telah melonjak dengan drastis. Bahkan, Broker zero-day telah menawarkan uang tebusan untuk kerentanan Apple tersebut dengan nilai US$1 juta yang baru-baru ini dibayarkan untuk jailbreak iOS 9.1.

Menurutnya, jika popularitas Apple terus melonjak pada 2016, maka tidak menutup kemungkinan penjahat cyber yang akan menyerang berbagai perangkat Apple akan semakin bertambah.

“Para pengguna perangkat Apple perlu mengambil tindakan untuk mencegah perangkat mereka yang telah disusupi,” katanya.

Teo menjelaskan serangan cyber tersebut juga tidak terlepas dari munculnya pertempuran antara kelompok penjahat cyber Ransomware dengan jaringan distribusi malware yang diprediksi akan semakin memanas pada 2016. Menurutnya, Ransomware yang menyebar di sejumlah wilayah di Eropa Barat  dan Asia serta Amerika Serikat akan meningkatkan kejahatan cyber secara global.

“Infeksi ransomware bersifat terbuka dan jelas, sementara sebagian besar infeksi malware lainnya tertutup dan tidak disadari. Kehadiran ransomware pada komputer biasanya akan meminta pemilik komputer untuk membersihkan komputer secara menyeluruh, menghapus malware apapun,” tukasnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Rustam Agus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper