Bisnis.com, JAKARTA - Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) memberikan penjelasan atas teori kospirasi berkaitan dengan bakal terjadinya peristiwa maha dahsyat dalam waktu tiga bulan ke depan.
Peristiwa itu diperkirakan terjadi sekitar 22-28 September 2015. Salah satu bentuknya, asteroid yang menghantam Bumi.
Juru bicara Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) menyangkal adanya asteroid yang menghajar Bumi.
Juru bicara yang tidak disebutkan namanya itu berujar deteksi keberadaan asteroid menjadi prioritas utama NASA. "Kemungkinan tabrakan kecil, NASA tak mendeteksi adanya asteroid atau komet di jalur yang akan bertabrakan dengan Bumi," katanya seperti dilansir Mirror.
Dia mengatakan hampir semua asteroid akan hancur sebelum menyentuh bumi karena adanya suhu ekstrem akibat gesekan atmosfer. "Bahkan, kami menjamin tidak ada obyek besar yang kemungkinan bakal menyerang Bumi dalam beberapa ratus tahun ke depan".
NASA juga mengembangkan strategi mengidentifikasi asteroid yang mungkin menimbulkan risiko menghantam Bumi. Mereka tengah mencari opsi lain untuk pertahanan planet. Para ahli yang mengusung teori konspirasi mempercayai peristiwa jatuhnya asteroid itu memicu munculnya New World Order (NWO) yang disponsori kelompok Illuminati.
Tanggal yang paling sering dikutip mengenai kiamat tersebut adalah pada 24 September. Beberapa teori meramalkan peristiwa kiamat itu dimulai dari proyek The Large Hadron Collider yang digagas oleh CERN, organisasi penelitian nuklir Eropa yang bermarkas di Jenewa, Swiss.
Mesin itu dibuat ilmuwan untuk memecahkan partikel yang diharapkan menjawab pertanyaan dalam fisika kuantum. Teori tentang waktu terjadinya kiamat pernah diutarakan penyiar Kristen Harold Camping pada 2011. Ia meramalkan dunia berakhir pada 21 Mei di tahun yang sama. Namun tak ada kejadian apa pun.