Integrasi Back-End Menjadi Tantangan Mobilitas Perusahaan

Agnes Savithri
Senin, 25 Mei 2015 | 20:48 WIB
Mobile Platforms Red Hat./thetechreporter.com
Mobile Platforms Red Hat./thetechreporter.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Integrasi back-end dan keamanan diidentifikasi sebagai tantangan terbesar perusahaan untuk mobile.  Survei yang dilakukan penyedia solusi open source, Red Hat menunjukkan tantangan terbesar dalam pengembangan aplikasi mobile adalah isu keamanan dan integrasi back-end.

Survei ini terkait identifikasi prioritas dan tantangan mobilitas perusahaan serta perilaku yang berkembang menghadapi era Internet of Things (IoT). Temuan memperlihatkan 73% penggunaan dalam perusahaan adalah mobile dan 43% di antaranya mengemukakan persoalan integrasi back-end.

Vice President Mobile Platforms Red Hat Cathal McGloin mengemukakan integrasi back-end menjadi salah satu kendala yang terjadi ketika organisasi bergeser menjadi lebih mobile. “Integrasi ini memiliki tantangan tersendiri, sementara itu ada tantangan lain seperti keamanan yang harus tetap diperhatikan,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, belum lama ini.

McGloin menambahkan untuk menyelesaikan masalah ini organisasi harus memaksimal efisiensi dengan pemanfaatan platform mobile. Lebih dari separuh perusahaan yang mengembangkan aplikasi mobile masih bergantung pada solusi integrasi do-it-yourself back-end.

Ketika mengintegrasikan aplikasi mobile ke dalam sistem back-end, 55% responden yang mengembangkan aplikasi mengatakan menggunakan sumber eksternal seperti perpustakaan, pasar dan layanan penyedia. Sumber eksternal membantu pengguna untuk mengembangkan integrasi back-end, penulisan kode dari awal untuk integrasi back-end yang disesuaikan, atau kombinasi antara keduanya.

Perilaku ini menunjukkan tingkat ketergantungan yang tinggi pada pendekatan do-it-yourself yang menghubungkan aplikasi ke dalam sistem perusahaan. Di samping itu, survei ini menunjukkan mayoritas perusahaan menyadari semakin berkembangnya hubungan antara perangkat mobile dengan IoT. Koneksi ini membuat pihak terkait merencanakan integrasi gelombang yang akan diperlukan oleh perangkat-perangkat yang terhubungkan.

Survei menunjukkan 21% perusahaan telah memasukkan program IoT dalam bisnis mereka, lebih dari seperempat yakni 28% berencana untuk melakukannya tahun depan, dan 70% persen berencana melakukannya dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Mempertimbangkan tingkat kesulitan integrasi back-end, perusahaan harus fokus pada solusi yang secara efektif dapat mengintegrasikan IoT.  

Vice President Enterprise CCS Insight Nicholas McQuire menjelaskan perusahaan dapat kehilangan daya saing jika tidak melakukan perubahan strategis. “Strategi TI harus difokuskan pada kebutuhan bisnis dan pengguna akhir mengunakan metode terkait pengembangan aplikasi dan adopsi teknologi, perangkat serta platform pendukung,” tuturnya. McQuire menambahkan organisasi yang mengedepankan mobile akanmendapatkan keunggulan dari Internet of Things.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Agnes Savithri
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper