Bisnis.com, SAN FRANSISCO--Grup telekomunikasi asal Prancis Altice SA tengah mengajukan peningkatan pagu utang untuk membeli Time Warner Cable Inc, operator tv kabel terbesar kedua di AS.
Menurut sumber Reuters, seperti dilansir pada Sabtu (23/5), upaya tersebut sangat penting bagi Altice untuk memenangkan persaingan mengakuisisi Time Warner. Pasalnya kini, Altice bersaing dengan Charter Communications Inc setelah penawaran dari Comcast Corp senilai US$45,2 miliar gagal.
Upaya akuisisi Comcast Corp atas Time Warner karena terhalang kebijakan otoritas Amerika Serikat. Altice dikabarkan tengah berdiskusi dengan sederet bank raksasa, seperti JPMorgan Chase & Co, Nomura Co Ltd, BNP Paribas SA, Societe Generale, Barclays Plc, dan Royal Bank of Canada.
Perseroan mengajukan proposal untuk meminta dukungan paket dana akuisisi. Meski demikian, paket pinjaman itu belum ditentukan dan sejauh ini belum ada kepastian berapa nilai penawaran yang akan diajukan Altice pada Time Warner.
Seorang sumber mengungkapkan, pembiayaan tersebut bisa berupa surat utang berimbal hasil tinggi dalam denominasi dolar dan juga pinjaman tunai dalam dolar AS.
Sementara itu, pemegang saham mayoritas Altice Patrick Drahi dikabarkan bertemu dengan Direktur Eksekutif Time Warner Robert Marcus di New York pada Rabu pekan lalu. Namun, kedua perusahaan enggan berkomentar. Begitu pula dengan perwakilan sejumlah bank yang dilibatkan dalam upaya akuisisi tersebut.
Sebelumnya, di awal pekan lalu, Altice juga telah meneken kesepakatan pembelian perusahaan tv kabel regional asal AS Suddenlink Communications senilai US$9,1 miliar. Akuisis tersebut sekaligus menandai aksi korporasi pertama perseroan di benua Amerika.
Secara total, dalam 18 bulan terakhir Altice menggelontorkan 36 miliar euro setara dengan US$40 miliar untuk serangkaian akuisisi. Para analis utang menilai perseroan harus sangat berhati-hati untuk mengelola keuangannya. Bahkan, lembaga pemeringkat Moody's pun tengah mengkaji prospek penurunan peringkat Altice setelah pembelian Suddenlink.
"Altice mungkin perlu menjual sahamnya jika ingin melakukan aksi korporasi besar dalam 12 bulan ke depan," kata analis dari Moody's Osant Jaeger.