KASPERSKY LAB: Sebagian Besar Komputer di Dunia Dimata-matai Amerika Serikat

John Andhi Oktaveri
Selasa, 17 Februari 2015 | 10:26 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan keamanan peranti lunak Rusia berhasil mengungkap kecanggihan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) dalam menempatkan perangkat canggih di dalam komputer guna memata-matai pihak lawannya.

Perusahaan Kaspersky Lab yang berkantor pusat di Moskow itu menyebutkan bahwa NSA benar-benar telah memperhitungkan bagaimana menyembunyikan peranti lunak untuk kegiatan mata-mata.

Alat itu ditanam dalam perangkat komputer yang diproduksi oleh manufaktur terkenal semacam Western Digital, Seagate, Toshiba dan perusahaan lainnya.

Dengan demikian perangkat tersebut bisa ‘menguping’ sebagian besar kegiatan komputer di dunia, menurut para peneliti dunia maya perusahaan tersebut.

Kaspersky Lab terus mengungkap sejumlah operasi spionase cyber dari negara Barat tersebut. Bahkan perusahaan itu menemukan sejumlah komputer personal di 30 negara yang sudah disusupi satu atau dua program mata-mata.

Komputer yang paling banyak disusupi adalah komputer di Iran, Rusia, Pakistan, Afghanistan, China, Mali, Suriah, Yaman dan Algeria.

Mereka yang disasar termasuk komputer milik pemerintah dan institusi militer selain perusahaan telekomunikasi , perbankan dan perusahaan tambang. "Begitu juga dengan komputer milik para peneliti nuklir, media massa serta para aktivis Islam," demikian Kaspersky sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (17/2/2015).

Namun perusahaan tersebut tidak mau menyebutkan nama negara yang berkepentingan dibalik kegiatan mata-mata tersebut. Perusahaan itu hanya menyebutkan kegiatan tersebut terkait dengan Stuxnet, senjata cyber yang dikuasai NSA dengan tujuan untuk menyerang fasilitas pengayaan uranium di Iran.

NSA merupakan sebuah badan yang bertanggung jawab mengumpulkan data intelijen elektronik atas nama Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Yusran Yunus
Sumber : Reuters
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper