Bisnis.com, JAKARTA - Dibentuk pada 26 Nopember 1974, PT Badak LNG adalah perintis industri liquid natural gas dunia. Selama lebih dari 40 tahun beroperasi, Badak NGL telah berkontribusi besar di industri gas internasional sehingga dikenal sebagai perusahaan operating organization professional, terpercaya, dan dapat diandalkan.
Akan tetapi, sejak 2002 perusahaan dihadapkan pada kondisi produksi yang terus merosot karena cadangan gas yang menipis. “Suatu hari pasti akan habis,” kata Rachmad Hardadi, President Director and CEO PT Badak LNG.
Agar perusahaan tidak tutup dan mati, Rachmad Hardadi mengambil satu strategi transformasi dari operating company menjadi services company. Untuk mengetahui tentang hal itu, Bisnis.com mewawancari pria berusia 54 tahun ini pada Selasa (3/11/2014). Berikut Petikannya?
Bisa dipaparkan sekilas tentang PT Badak LNG?
Kelahiran PT Badak LNG bermula dari ditemukannya cadangan gas alam yang sangat besar di dua area terpisah. Di Lapangan Gas Arun, Aceh Utara, yang ditemukan oleh Mobil Oil Indonesia di akhir 1971, dan Lapangan Gas Badak, Kalimantan Timur, yang ditemukan oleh Huffco Inc. pada 1972. Kedua perusahaan ini bekerja di bawah production sharing contracts dengan Perusahaan Tambang Minyak Negara Indonesia (Pertamina). Sebenarnya yang dicari minyak tetapi ketemu cadangan gas.
Pemerintah bergerak cepat mencari pembeli, yakni aliansi dengan Jepang. Pada 5 Desember 1973 ditandatangani kontrak penjualan gas ke lima perusahaan Jepang yaitu Chubu Electric Co., Kansai Electric Power Co., Kyushu Electric Power Co., Nippon Steel Corp dan Osaka Gas Co. Ltd. Kontraknya tidak 1-2 tahun tetapi berkisar 20-30 tahun, dan bila mana perlu diperpanjang.
Kilang dibangun di Bontang, karena Blok Mahakam itu seperti di daerah delta, dan di situ perairannya tidak begitu bagus. Jaraknya kira-kira 60 Km. Pada 1977, produksi perdana LNG pun membuahkan hasil. PT Badak ini memiliki kapasitas 22,5 juta matrik ton per tahun, dan pada saat itu merupakan kilang yang terbesar di dunia.
PT Badak dan PT Arun dibangunnya hampir bersamaan. Cadangan gas Arun sudah habis. PT Badak masih beroperasi dan puncaknya pada 2001 dengan angka produksi 22,5 juta matrik ton, dan setelah itu terus menurun. Dari situ kita sudah tahu bahwa someday, suatu hari pasti akan habis. Kalau tetap bertahan, PT Badak akan tutup dan mati.
Bagaimana menyikapinya?
Sejak 2004, kami sudah mulai berpikir, bagaimana PT Badak LNG sebagai operating company atau operator yang mencarikan gas ini akan bermigrasi dan termetamorfosa menjadi services business company. Itu baru ide, gagasan.
Berikutnya kami mengupayakan agar ide menjadi sesuatu yang direalisasikan. Dan sejak 2010, Badak LNG sudah bekerjasama dengan pihak luar. Ada dari Angola, yang mengirimkan sejumlah orangnya ke PT Badak untuk belajar sampai level manajerial sampai kami membantu membangun kilangnya, commissioning, dan start-up. Itu semua berlangsung mulus, lalu mereka meminta tenaga untuk mem-back up denganmelaksanakan operation services company. Saat ini ada 22 orang PT Badak bekerja di Angola.
Di Mozambik lebih besar cadangan gasnya. Mereka sedang men-training orangnya di PT Badak. Training itu tidak 1-2 hari, tapi selama 1,5 tahun. Mereka masuk dari yang tidak tahu apa-apa menjadi orang yang siap bekerja. Pendidikan training itu di ruang kelasnya 20%, dan lapangan 80%.
Ada lagi dari Dominika, Amerika. Di dalam negeri ada dari Donggi Senoro, kilangnya sedang dibangun, itu orang-orangnya di-training-kan ke kami, operator dan engineer-nya, ada 50-an orang. Ada juga yang dari GTC (Inggirs). Terus masuk Inpex Corp (Jepang).
Aktivitas training kami institusionalkan, dibuat entitas yang tertata. Ternyata, transformasi dari operating company menjadi services company reputasinya sudah mendapatkan pengakuan dunia.
Pada 2015, bisnis-bisnis seperti ini akan kami tangani menjadi bisnis tersendiri, menjadi sebuah bisnis yang eksis, sehingga nanti kalau cadangan gasnya makin turun, sumber daya manusia serta kapabilitas perusahaan akan sifting menjadi services business company. Sekadar informasi dari 80 kubik di 2011, top performance capacity, sekarang hanya mengoperasikan separuhnya saja.
Transformasi perusahaan?
PT Badak itu perseroan terbatas (PT) yang terikat. Non-profit company. Kami punya rintisan, jika pemerintah atau Pertamina menggandeng maka ini bisa menjadi services company yang profit oriented. PT Badak masuk di expert, menyediakan dosennya, hingga transfer knowledge. Bagi orang luar negeri yang dilihat PT Badak, sehingga kalau ada entitas yang dibuat, sertifikat atau garansinya adalah PT Badak.
Sekarang kenapa tidak berpikir TKI itu adalah ekspert dari dunia migas. Pendapatannya berpuluh kali lipat.
Saya tidak ingin melihat PT Badak ini seperti PT Arun, yang tutup dari 6 train, tinggal 1 train dalam 2 tahun terakhir, karena cadangan gasnya habis.
PT Badak ingin berbuat seoptimal mungkin, dari apa yang bisa dilakukan: mentransfer pengalaman, reputasinya, garansinya. Yuk cetak orang sebanyak-banyaknya, bisa bekerja di luar negeri dengan sertifikasi PT Badak, termasuk negosiasi utilisasi, dsb.
Bagaimana mengelola ribuan karyawan?
Karyawan PT Badak itu 1.058 orang. Tapi kontraktor 4 kali lipatnya, sekarang ini saya mengelola 6.000 pekerja di Bontang. Mereka ini reputasinya pekerja kelas dunia. Standard renumerasi dunia, layanan kesehatan paling bagus.
Mentalnya saya siapkan. Cadangan gas makin turun, begitu saatnya tiba akan stop beroperasi. Saat itu PT Badak tidak bisa meng-cover jaminan kesehatan seperti sekarang. Tadinya mereka shock, tetapi akhirnya memahami dan menyukuri, termasuk saya sampaikan bahwa PT Badak ingin berubah menjadi service company. Pendapatannya dari jual training.
Di situ romantikanya. Sekarang teman-teman saya dorong tidak hanya bekerja tuntas untuk operasional, tapi harus ditingkatkan kompetensinya, dari bahasa Inggris. Kalau nanti menjadi instruktur, ilmu komunikasi harus bagus, melayaninya harus bagus. Dengan cara itu, kejayaan PT Badak berlanjut. Dari sisi pendapatan services company itu jauh lebih besar. Sebagai gambaran, orang yang kami kirim ke Amerika mendapatkan renumerasi 3 kali lipat dibandingkan saat bekerja di PT Badak.
Saat ini, gas di dunia sedang booming. Tak usah jauh-jauh ke Amerika, Afrika, Australia, yang namanya Brunei, Malaysia, itu CEO-nya sudah kontrak sama PT Badak, siapa pun yang pensiun di PT Badak silakan dikirim. Bayaran 3 kali lipat. Kata mereka, pensiun di PT Badak 55 tahun too early.
Dari sisi fasilitas training bagaimana?
Selama 2 tahun menjadi Direktur Operasi, saya siapkan apartemen PT Badak menjadi sekelas hotel. Hotel terbaik di Bontang pun menjadi kalah bagus. Training dari luar negeri masuknya ke situ. Untuk 2015, fasilitas training sudah full occupancy.
PT Badak merupakan satu dari dua fasilitas fire training ground di dunia, satunya di Amerika. Kalau orang-orang gas mau belajar fire fighting dan riil dari sumber gas, ya ke PT Badak. Kami sedang membangun aliansi dengan Pertamina, untuk menggaet peserta training fire ground, tidak hanya dari sisi gas tetapi juga dari sisi minyak. Ini potensi bisnisnya luar biasa besar.
Seberapa besar?
Kalau 1 orang yang training per hari bayarnya Rp16 juta. Padahal minimum 5 hari. Jadi, biaya 1 orang kira-kira Rp80 juta. Kalau ini bisa dikembangkan, duitnya besar sekali. Yang dijual jasa. Infrastrukturnya itu kan tetap.
Cadangan gas di dunia itu luar biasa. Kalau saya berpikir sempit, sebelum berakhir riwayat PT Badak harus mencetak ahli–ahli operasional gas yang nantinya tidak hanya berkiprah di dalam negeri, tapi juga di luar negeri, sehingga ke depan pekerja ke luar negeri adalah pemuda yang memiliki ketrampilan mengoperasikan gas.
Dari Angola, dan Mozambik minta tenaga kerja dari Indonesia. Juga ada dari Australia, yang menemukan cadangan gas yang bisa dieksploitas sampai 60 tahun di dekat Timor-Timur. Mereka belum mempunyai orang-orang professional di situ. Mereka bilang, “Pak Hardadi, I need your manager level, section head, level, operator level. Berapa pun yang bisa Anda kirim dari PT Badak, akan kami terima dengan gaji 2-3 kali lipat yang diberikan oleh PT Badak.”
Sebetulnya saya punya rasa takut juga, kalau mendidik orang asing, sebetulnya kan menciptakan kompetitor, kenapa tidak yang dididik orang kita sendiri? Ini kami belum lihat, tapi yang sudah kami lakukan adalah mendidik siswa di LNG Acacemy.
Di satu sisi kita bangun reputasi PT Badak, di sisi lain kami ingin berbuat banyak, bagaimana PT Badak bisa bermanfaat secara nasional.
Saya sudah kirim ke AS selama 2 tahun, gajinya US$20.000 per bulan. Ini 5 kali lipat dari gaji kita. Artinya apabila kita mampu menciptakan 1 orang yang bisa berkiprah di luar negeri, kita menciptakan 1 orang, tapi menghasilkan 5 skala. Ini menariknya bisnis ini. Perusahaan di luar negeri akan menerima, asal sertifikatnya PT Badak. Di luar negeri, orang pension ya, selesai. Orang PT Badak langsung pergi ke luar negeri, kerja di Qatar, Arab Saudi, atau Kuwait.
Potensi di Indonesia?
Bicara soal kedaulatan energi, ya gas. Cadangan gas tersedia di banyak daerah, terutama kawasan timur Indonesia dan Sumatra. Di Jawa juga banyak. Sangat feasible dibangun gas kota untuk keperluan rumah tangga, dan transportasi. Teknologinya miniplant LNG. Dengan pengalaman dan sumber daya yang dimiliki, PT Badak LNG siap membantu.
Untuk satu area kabupaten, bangun Miniplant LNG hanya butuh waktu 6 bulan. Ada beberapa yang sudah dimulai, seperti Bontang, Bogor, Cirebon. Selama ini orang bor minyak, gasnya dibakar percuma, seperti di Indramayu. Itu sebetulnya gas alam, yang bisa diambil.
Satu model bisnis miniplant akan menciptakan 40 lapangan kerja minimal. Kami bisa training pemuda setempat 1 tahun, dan selama itu kami kirim orang Badak untuk bekerja miniplant. Investasi miniplant kapasitas 5-10 mmscf sekitar US$15 juta atau Rp150 miliar. Kami pernah menghitung, 5 tahun balik modal, dan setelah itu profit thok.
Apalagi lagi yang sudah dilakukan?
Kami tak sekadar bergerak menangani services company, tetapi kami juga ingin meninggalkan legacy. Setidaknya ini kami lakukan sejak 4 tahun lalu, kami mendirikan LNG Academy. Setiap angkatan itu 22-25 orang, itu resources-nya diambil dari seluruh tamatan SLTA se-Indonesia. Mereka itu nilai akademis di SLTA-nya rata-rata 9,2. Seperti tahun ini, dari 5.000 pendaftar, diseleksi menjadi hanya 25 orang terbaik. Beberapa di antaranya sebenarnya diterima di ITB, ITS, tetapi mereka memilih belajar di LNG Academy.
Untuk LNG Academy, Badak LNG bekerja sama dengan Politeknik Negeri Jakarta. Sertifikasinya, kurikulum, dan standar kelulusan Politeknik Negeri Jakarta. Dosen-dosen dari PT Badak.
Kemarin angkatan pertama lulus diwisuda, dari 22 orang semuanya cum laude. Dari 1.626 wisudawan PNJ, wisudawan terbaik itu dari PT Badak. IPK-nya 3,82. Satu angkatan kok, cum laude semua. Itu angkatan pertama, apalagi angkatan kedua, dan ketiga. Saya haqqul yaqin di angkatan kedua yang akan segera lulus, itu akan bisa menyapu bersih standard cum laude.
Ini sekadar ilustrasi, bahwa reputasi dan performance Badak LNG diakui, termasuk reputasi mendidik melalui LNG Academy. Saat saya menghadiri wisuda, mereka mengapresiasi dan berharap bisa bisa ditingkatkan, bukan lagi level Diploma 3, tetapi menjadi sekolah tinggi D4, dan seterusnya.
Bagaimana kinerja manajemen?
Kami berkomitmen soal excellence of performance, excellence of safety, excellence of security, dan yang lainnya. Walau cadangan gasnya makin menurun, kinerja ini tetap kami pertanggung-jawabkan.
Salah satu contoh, aksessor kelas dunia yang mengakses ke seluruh industri migas dunia, DNV Norway, telah menyematkan standar ISRS8 ISRS8 (International Sustainability Rating System) level 8. Sampai dengan hari ini, PT Badak adalah satu-satunya yang mencapai level puncak itu. Chevron hanya level 7. Kalau kita bisa meraih keempat kalinya, ini adalah milestone dunia. Di mana 4 tahun terturut-turut bisa dipertahankan.
Bagaimana kinerja lingkungan?
Proper adalah standard peringkat untuk pemeliharaan lingkungan. PT Badak berturut-turut selama 3 tahun berturut-turut, mendapatkan sertifikasi Proper Gold, achievement tertinggi. Tahun ini, sistem dan achievement semuanya bagus. Tidak mengada-ada. Insya Allah, kami akan kembali meraih Proper Gold keempat kalinya.
Kami membina lingkungan ini, tidak hanya untuk achievement proper, kita mencoba bagaimana masyarakat sekitar itu bisa bergairah secara ekonominya. Hutan mangrove 10.000 hektare sudah terbina dengan baik. Supaya tidak ditebang, buahnya dibibit untuk ditanam, dan PT Badak membelinya. PT Badak juga membuat Magrove Center yang sudah terinstitusikan dengan baik.
Kami bersama mitra binaan juga tangani sampah non-degradable, seperti plastik, dan polimer. Sejak 5 tahun lalu. Sampah dikumpulkan, bangun bank sampah, disortir, dibersihkan, dicacah, piliah-pilah, dan dikirim ke pabrik plastik daur ulang di Surabaya. Itu menjadi bisnis yang lestari.
Sekarang ini kami bina ke sektor perikanan. Nelayan yang semula mencari ikan dengan bom, kami fasilitasi bangun jaring apung untuk budiaya kerapu, hasilnya diekspor ke Singapura dan Hong Kong. Ini termasuk menjaga agar terumbu karang bertumbuh. Karang itu tumbuhan hidup dan bisa ditransplantasikan. Sekarang kawasan operasional PT Badak menjadi kawasan hijau yang nanti keindahannya seperti Bunaken.
Di luar semua itu, kami bangun sekolah PT Badak, mulai TK, SD, SMP, SMA, hampir 70% alumninya itu diterima di lima perguruan top di Indonesia.
Curriculum Vitae
Nama | Ir. Rachmad Hardadi, MT |
Tempat, Tanggal Lahir | Semarang, 4 Mei 1960 |
Agama | Islam |
Istri | Dhian Ardhani |
Anak | Alim Muslimah |
Rachmad Muhammad | |
Niken Rachmawati | |
Pendidikan | Insinyur, Teknik Kimia, ITB (1979-1985) |
Magister Teknik, Teknik Kimia ITB (1992-1995) | |
Karier | Presiden Director & CEO PT Badak LNG (2014-Sekarang) |
Director & COO PT Badak LNG (2012-2014) | |
VP Refining Technology, Pertamina (2011-2012) | |
VP Planning & Optimization, Pertamina (2010-2011) |