Bisnis.com, JAKARTA – Belanja sektor teknologi informasi yang semakin meningkat pada tahun 2014 menjadi berkah bagi vendor di sektor tersebut.
Menurut International Data Corporation (ID), belanja TI Indonesia pada 2014 mencapai US$16,8 miliar, naik 12,5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Cisco System, penyedia perangkat keras jaringan asal Amerika Serikat, termasuk yang menikmati berkah di balik peningkatan belanja untuk sektor tersebut.
“Ya kami juga mencatatkan pertumbuhan,” kata Kurnijanto Sanggono, Kepala Divisi Komputasi Awan dan Virtualisasi Cisco Systems, saat ditemui Bisnis.com di Jakarta, kemarin (19/8/2014).
Namun dia enggan mengungkapkan lebih detil besar nilai pertumbuhannya. Janto hanya menyebutkan pendapatan yang diperoleh perusahaan tingkat global di kuartal keempat (April-Juni 2014) yang mencapai US$12,4 miliar, jumlah yang sama dengan periode sebelumnya.
Sedangkan pendapatan tahun fiskal 2014 sebesar USD 47,1 miliar, turun 3% dari tahun sebelumnya.
Menyitir survei IDC lainnya, dia menyebutkan Cisco System sebagai pemimpin pasar server Amerika Serikat. Untuk Indonesia, Janto juga mengklaim pihaknya sebagai market leader untuk perangkat jaringan.
“Sebagian besar divisi bisnis kami berada di posisi nomor satu dan sebagian lagi nomor dua,” katanya. Sektor jaringan masih menjadi penyumbang terbesar meski dia kembali enggan mengungkapkan besarnya.
Pusat data
Pusat data merupakan lini bisnis yang coba digarap serius oleh Cisco Systems. Menurut Kurnijanto, pihaknya telah masuk ke sektor ini sejak lima tahun lalu.
Dia mengatakan pusat data akan semakin menjanjikan dalam beberapa tahun ke depan. “Semua negara berkepentingan meletakkan data center di dalam negeri karena menyangkut keamanan data,” katanya.
Kurnijanto mengakui adanya penilaian seberapa kalangan terhadap layanan pusat data Indonesia yang tidak memenuhi standar internasional seperti masalah ketersediaan pasokan listrik.
Untuk bisnis pusat data, lanjutnya, Cisco Systems menjadi penyedia active device seperti jaringan dan server yang berkontributor sebesar 20-30 dari nilai data center.
Kurnijanto mengatakan teknologi active device Cisco Systems memiliki konfigurasi dan arsitektur untuk mengadopsi komputasi awan dan big data.