Bisnis.com, JAKARTA—Kaum perempuan masih belum memiliki akses terhadap mobile broadband. Dari 1 miliar perempuan pekerja di kawasan Asia, Afrika, dan Amerika Latin, tercatat hanya hanya 200 juta orang yang menggunakan ponsel pintar.
Demikianlah hasil penelitian dari Qualcomm Internasional yang diuraikan Nies Purwanti, Director Government Affairs Qualcomm Indonesia di Jakarta, Kamis (5/6/2014).
Dia menambahkan pengguna ponsel perempuan juga tertinggal dibandingkan pria. “Di Indonesia, pemakai ponsel di kalangan perempuan lebih sedikit 21% dari pria,” katanya.
Meski demikian, dia mengungkapkan catatan menarik. Dari survei yang dilakukan terhadap 1000 perempuan pekerja di lima negara, China, India, Indonesia, Brasil, dan Nigeria, terungkap kepemilikan tablet di Tanah Air merupakan yang tertinggi. “Sebanyak 23% dari orang yang disurvei memiliki tablet dan 61% di antara mereka menggunakannya di rumah dan tempat kerja.”
Selain itu, 91% responden menganggap penting ponsel fitur dan pintar mereka. Sementara 85% orang mengatakan enggan kembali menggunakan ponsel jika tidak dilengkapi kemampuan akses internet.
Minat terhadap ponsel pintar ditunjukkan dari sekitar 66% responden yang berkeinginan memilikinya. Dari jumlah tersebut, setengah di antaranya berencana membelinya dalam waktu dua tahun karena keterbatasan keuangan yang dihadapi perempuan.
Menurut Nies, persoalan dana akan membuat jangkauan akses mobile broadband dibandingkan pria menjadi timpang. Untuk itu dia menawarkan tiga alternatif pembiayaan di luar penggunaan uang pribadi.
“Solusi pertama adalah sekelompok perempuan melakukan pembelian dalam jumlah besar sehingga vendor akan memberi diskon. Kedua, melakukan tukar tambah dari microfinance. Sedangkan langkah terakhir adalah pemberian subsidi dari pemerintah,” ujarnya.