Bisnis.com, JAKARTA- BRTI mengusulkan dua opsi untuk menyelamatkan industri code division multiple access (CDMA) kepada Menteri Komunikasi dan Informatika.
Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) M. Ridwan Effendi mengatakan Opsi pertama dengan melakukan konsolidasi industri di antara pelaku bisnis CDMA.
Jika opsi ini terlaksana, akan ada satu operator yang menjadi operator jaringan. “Operator lain bisa menerapkan skema mobile virtual network operator (MVNO),” ujarnya, Senin (12/5/2014).
Dengan jalan ini, operator MVNO tersebut tidak perlu memiliki izin alokasi frekuensi dan jaringan akses, tetapi hanya perlu bekerja sama dengan operator yang memiliki lisensi tersebut.
Opsi kedua adalah dengan menerapkan teknologi extended global system for mobile communication (E-GSM). Skema ini merupakan inovasi memanfaatkan frekuensi CDMA untuk digunakan oleh operator GSM.
Ridwan melanjutkan, kajian soal dua opsi ini akan diserahkan kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring pada bulan ini.
Beberapa operator memang sudah menyatakan keinginannya untuk menerapka teknologi E-GSM. Selain Indosat untuk merek Starone, Telkom dengan merek Flexi juga punya keinginan serupa.