Bisnis.com, JAKARTA – PT Indosat Tbk secara resmi mengakhiri produk seluler Star One berbasis Code Division Multiple Acces (CDMA). Operator dengan jumlah pengguna terbesar kedua di Indonesia itu menuntaskan migrasi pelanggan yang telah dimulai sejak akhir tahun lalu pada 30 Juni lalu.
Langkah migrasi itu sendiri mengikuti Permenkominfo No. 30/2014 tentang Penataan Pita Frekuensi Radio 800 MHz untuk Keperluan Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler. Landasan operasional mengacu pada Kepmenkominfo No. 799/2014 tentang Penetapan Penggunaan Pita Frekuensi Radio 800 MHz Kepada PT Indosat Tbk.
Kedua beleid itu diterbitkan untuk menata pita frekuensi 800 MHz dengan basis teknologi netral. Selain Indosat, empunya blok spektrum di pita tersebut adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), PT Bakrie Telecom Tbk (Esia), dan PT Smartfren Telecom Tbk. Produk Telkom dengan merek Flexi pun dalam proses menuntaskan migrasi ke Kartu AS.
Direktur Teknologi Indosat John M. Thompson mengatakan untuk memuluskan migrasi, pelanggan Star One diberikan beberapa kompensasi. Bentuk kompensasi itu adalah barter kartu SIM GSM, Fasilitas Call Forwarding, hingga pengisian saldo Indosat Dompetku.
“Semoga pelanggan Star One tetap setia menggunakan layanan Indosat melalui mekanisme transisi dengan pengalihan layanan berbasis CDMA ke layanan berbasis GSM,” katanya dalam siaran pers, Sabtu (4/7/2015).
Pelanggan Star One, tutur Thompson, tidak terkejut dengan penonaktifan layanan CDMA tersebut karena sejak jauh-jauh hari telah diumumkan di berbagai media, info pesan singkat, dan situs resmi Indosat.
“Atas nama manajemen, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas kesetiaan pelanggan menggunakan Star One,” ujar pria asal Inggris ini. []