Smartfren Kaji Kompensasi Pengguna, Kemungkinan Pindah Spektrum

Galih Kurniawan
Senin, 16 Desember 2013 | 18:51 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Smartfren tengah mempertimbangkan skenario kompensasi untuk pelanggan jika akhirnya mereka dipindah dari spektrum 1.900MHz ke 2,3GHz.

“Bisa saja pelanggan swap atau trade in perangkat. Tapi ini [pemindahan] kan belum pasti, kami juga belum dapat surat resmi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo),” ujar Deputi CEO Smartfren Telecom Djoko Tata Ibrahim di Jakarta, Senin (16/12/2013).

Dia mengatakan jika akhirnya digeser ke 2,3GHz mulai tahun depan pihaknya akan bekerja sama dengan vendor untuk menyediakan perangkat dengan chip yang dapat beroperasi di spektrum tersebut. Djoko menegaskan pelanggan Smartfren tetap dapat menikmati layanan meski mereka pindah spektrum.

Saat ini Smartfren telah bekerja sama dengan sejumlah vendor untuk menyediakan produk bundling. Hisense merupakan mitra vendor terbesar Smartfren saat ini. Perangkat produksi vendor asal China itu digunakan oleh sekitar 40% dari total pelanggan data Smartfren pengguna smartphone.

Djoko menyebutkan tahun depan pelanggan Smartfren pengguna smartphone produksi Hisense diperkirakan akan mencapai 60%. “Mereka vendor strategis, sekarang sudah 1 juta,” kata Djoko.

Selain sejumlah vendor asing Smartfren juga menggandeng vendor lokal. Total perangkat dari vendor seperti Imo, Mito, Evercoss dan International ditargetkan mencapai 1 juta unit tahun depan. Djoko mengatakan aktivasi pelanggan Smartfren dari smartphone setiap hari mencapai 10.000. Dari jumlah itu smartphone Andromax C menyumbang sebanyak 7.000 aktivasi.

Djoko menyebutkan aktivasi smartphone dan modem berkontribusi 65% dari jumlah pelanggan Smartfren saat ini sedangkan sisanya berasal dari kartu perdana. Dia mengatakan tahun depan Smartfren menargetkan dapat menjual sekitar 4 juta unit smartphone Andromax.

Dia menegaskan churn rate nomor Smartfren hanya 0,5% karena kebanyakan aktivasi datang dari produk bundling smartphone. Smartfren saat ini mengklaim memiliki 12,5 juta pelanggan di mana 5,5 juta di antaranya adalah pelanggan data. Meski begitu Djoko mengatakan akhir tahun ini akan ada pembersihan nomor yang sudah tidak digunakan. Jumlahnya sekitar 1 juta pelanggan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Galih Kurniawan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper