Layanan Baru, Smartfren Genjot Pendapatan BTS Low Traffic

Galih Kurniawan
Selasa, 3 Desember 2013 | 23:53 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Smartfren berencana memacu pendapatan dari base transceiver station (BTS) mereka melalui sejumlah layanan baru.

Deputi CEO Commercial Smartfren Djoko Tata Ibrahim mengatakan dari total sekitar 6.000 BTS yang digunakan Smartfren sebanyak 75% di antaranya sudah menghasilkan pendapatan lebih tinggi ketimbang biaya operasional yang rata-rata mencapai Rp20 juta per BTS.

“Masih ada 25% BTS yang low traffic itu yang sedang kami genjot,” ujarnya di Jakarta, Selasa (3/12/2013).

Dia menyebutkan salah satu upaya yang dilakukan adalah menyediakan solusi bisnis untuk korporasi. Solusi yang ditawarkan antara lain aplikasi sales dan document tracking, mobile survey, point redemption, distribution management, mobile facility management serta product advertising.

Menurut Djoko layanan bagi korporat merupakan sumber pendapatan potensial bagi Smartfren ketimbang hanya mengandalkan layanan bagi pelanggan biasa.

Dia mengatakan average revenue per user (ARPU) dari layanan solusi korporat tersebut dapat mencapai Rp200.000 per pengguna. Jumlah itu jauh lebih besar ketimbang ARPU layanan suara dan SMS yang tercatat sekitar Rp20.000 serta ARPU data yang berada di kisaran Rp10.000 per pengguna.

“Tapi bukan berarti layanan customer kami tinggalkan. Kami tidak ingin jual layanan Internet sebagai dump pipe, harus diisi dengan aplikasi dan kami serius di business application,” ujarnya.

Dia menambahkan melalui solusi tersebut Smartfren menargetkan dapat meraih 400 pelanggan korporasi tahun depan. Dia mengaku optimistis layanan tersebut akan memacu pendapatan perusahaannya. Sejauh ini kontribusi solusi korporasi mencapai 8% dari total pendapatan Smartfren. Tahun depan kontribusinya ditargetkan mencapai 16%.

Dia menegaskan selama ini bisnis penjualan ponsel pintar yang dilakukan Smarfren juga berjalan mulus. Dari total 12 juta pelanggan saat ini, katanya, sebanyak 70% di antaranya datang dari penjualan ponsel pintar, modem maupun perangkat lain.

Pada 2014 Smartfren menargetkan dapat menggaet 3 juta lebih pelanggan baru dari penjualan ponsel pintar dan 2 juta pelanggan dari penjualan modem.

Djoko mengklaim churn rate alias nomor hangus Smartfren hanya sekitar 2% jauh di bawah industri telekomunikasi yang mencapai 80%.

“Itu dari perorangan, di pelanggan bisnis lebih tinggi lagi loyalitasnya apalagi dengan solusi ini,” katanya.

Meski begitu dia tidak menampik untuk mendapatkan pelanggan korporasi tidaklah semudah mendapatkan pelanggan perorangan. Pelanggan di segmen ini, katanya, tidak bisa hanya mengandalkan strategi harga namun juga solusi yang lengkap dan dapat diandalkan.

Jika semua layanan tersebut berjalan lancar, Djoko optimistis Smartfren masih dapat tumbuh 50% tahun depan. Menurutnya pertumbuhan tersebut jauh di atas rata-rata industri telekomunikasi yang tercatat sekitar 30%.

Dia mengatakan tahun depan Smartfren menargetkan pendapatan perushaan mencapai Rp3,5 triliun, lebih tinggi dari tahun ini yang diperkirakan mencapai Rp2 triliun. “Bisnis kami sudah bisa tumbuh 70% sepanjang 3 tahun terakhir.”

Head of Corporate Solutions & Commercial Sales Smartfren Tom Alamas Dinharsa mengatakan berdasarkan survei atas sebanyak 600 eksekutif di Indonesia diketahui tantangan terbesar yang dihadapi perusahaan adalah kompetisi sebanyak 57% disusul tantangan ekonomi sebesar 46%.

Sebanyak 70% perusahaan, katanya meningkatkan produktivitas untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut. Sebanyak 59% mengubah kebiasaan sedangkan 48% lainnya berusaha memangkas pengeluaran.

Dia mengatakan solusi Smartfren yang berjalan di atas platform CDMA justru menjadi keuntungan. “Justru ada customer yang pindah dari GSM ke CDMA karena aplikasi berjalan di atas data,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Galih Kurniawan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper