Bisnis.com, JAKARTA—Smartfren berencana memacu pendapatan dari base transceiver station (BTS) mereka melalui sejumlah layanan baru.
Deputi CEO Commercial Smartfren Djoko Tata Ibrahim mengatakan dari total sekitar 6.000 BTS yang digunakan Smartfren sebanyak 75% di antaranya sudah menghasilkan pendapatan lebih tinggi ketimbang biaya operasional yang rata-rata Rp20 juta per BTS.
“Masih ada 25% BTS yang low traffic itu yang sedang kami genjot,” ujarnya di Jakarta, Selasa (3/12/2013).
Dia menyebutkan salah satu upaya yang dilakukan adalah menyediakan solusi bisnis untuk korporasi.
Solusi yang ditawarkan antara lain aplikasi sales dan document tracking, mobile survey, point redemption, distribution management, mobile facility management serta product advertising.
Menurut Djoko layanan bagi korporat merupakan sumber pendapatan potensial bagi Smartfren ketimbang hanya mengandalkan layanan bagi pelanggan biasa.
Dia mengatakan average revenue per user (ARPU) dari layanan solusi korporat tersebut dapat mencapai Rp200.000 per pengguna.
Jumlah itu jauh lebih besar ketimbang ARPU layanan suara dan SMS yang tercatat sekitar Rp20.000 serta ARPU data yang berada di kisaran Rp10.000 per pengguna.
“Tapi bukan berarti layanan customer kami tinggalkan. Kami tidak ingin jual layanan Internet sebagai dump pipe, harus diisi dengan aplikasi dan kami serius di business application,” ujarnya.
Dia menambahkan melalui solusi tersebut Smartfren menargetkan dapat meraih 400 pelanggan korporasi tahun depan. Dia mengaku optimistis layanan tersebut akan memacu pendapatan perusahaannya.
Sejauh ini kontribusi solusi korporasi mencapai 8% dari total pendapatan Smartfren. Tahun depan kontribusinya ditargetkan mencapai 16%. (ra)