Korsel & Singapura Bantah Terlibat Panyadapan

Demis Rizky Gosta
Kamis, 28 November 2013 | 17:36 WIB
/Ilustrasi
/Ilustrasi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Korea Selatan dan Singapura membantah terlibat dalam tindakan penyadapan Australia dan Amerika Serikat kepada pejabat Indonesia.

Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa mengatakan telah memanggil Duta Besar Korsel Kim Young Sun dan Duta Besar Singapura Anil Kumar Nayar.

Duta besar kedua negara menegaskan berita keterlibatan Korsel dan Singapura dalam aksi penyadapan pejabat Indonesia tidak berdasar.

Kim membantah langsung keterlibatan Korsel dalam penyadapan pejabat Indonesia, sedangkan Nayar meminta waktu untuk berkonsultasi dengan pemerintahnya.

"Dubes Korea di Jakarta juga sudah dipanggil dan menyanggah berita tersebut. Kalau Dubes di Singapura mengatakan akan menyampaikan kepada pemerintahnya. Mereka menyatakan bahwa pemberitaan ini tidak ada dasarnya," kata Menlu di Gedung DPR, Kamis (28/11/2013).

Namun, jelas Marty, Kim dan Nayar tidak membantah adanya kerja sama intelejen pemerintah kedua negara dengan pemerintah AS dan Australia terkait akses atas jaringan serat optik Asia.

"Dubes Singapura dan Korsel mengatakan, kegiatan itu berstatus bukan menyangkut Indonesia, tapi menyangkut banyak negara," katanya.

Menlu mengatakan pemerintah Indonesia akan bersikap tegas atas dugaan penyadapan tersebut dengan mengacu pada resolusi Dewan Keamanan PBB tentang larangan penyadapan atas komunikasi pribadi.

Peran Korsel dan Singapura dalam aksi penyadapan di Asia diberitakan oleh harian NRC Handelsblad asal Belanda yang mempublikasikan peta jaringan penyadapan berdasarkan arsip NSA yang dibocorkan Edward Snowden.

Korsel dan Singapura digambarkan sebagai salah satu hub sistem penyadapan jaringan serat optik di Asia oleh kelompok negara yang dikenal dengan Five Eyes, yaitu AS, Australia, Inggris, Selandia Baru, dan Kanada.

Sebelumnya, arsip NSA dari Snowden juga telah menunjukkan aktivitas penyadapan Australia atas telepon genggam Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan 8 orang dekatnya dalam kurun 15 hari pada 2009.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Ismail Fahmi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper