Inilah Kehancuran Blackberry, Penjualan Anjlok 56%

John Andhi Oktaveri
Senin, 30 September 2013 | 09:31 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - CEO BlackBerry Ltd., Thorsten Heins, yang tengah melego perusahaan pembuat telepon pintar senilai US$4,7 miliar, mengaku “sangat kecewa” melihat kinerja triwulan terakhirnya setelah angka penjualannya merosot tajam, terutama di wilayah Amerika.

Perusahaan itu mengeluarkan laporan kinerja keuangan yang lebih lengkap pagi ini waktu setempat setelah pekan lalu mengeluarkan laporan keuangan sementara yang tidak merinci secara regional.

Penjualan di negara-negara Amerika, kawasan yang pernah dikuasainya, merosot lebih dalam dibandingkan dengan kawasan manapun di dunia, yakni 56% atau senilaiUS$610 juta.

Laporan tersebut lebih rinci dari pekan lalu, yang menunjukkan kerugian yang lebih besar dan penurunan pendapatan yang tidak terduga.

Pendapatan perusahaan sebelum pajak turun US$934 juta akibat telepon yang tidak laku dan sebanyak 4.500 tenaga kerja terpaksa dikurangi atau sekitar sepertiga dari tenaga kerja perushaan itu.

BlackBerry menyatakan hari ini bahwa pihaknya akan mengeluarkan anggaran US$72 juta sebelum pajak untuk kegiatan restrukturisasi.

“Kami sangat kecewa dengan operasi dan kinerja keuangan triwulan ini dan akan melakukan serangkaian perubahan penting untuk menghadapi struktur biaya dan kondisi peranti keras yang kompetitif,” ujar Heins sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (30/9/2013).

Heins terus berupaya memangkas biaya dan fokus kembali ke layanana konsumen setelah respon pasar terhadap produk BlackBerry 10 yang dirilis tahun ini kurang bergairah. Dengan menjadi perusahaan publik BlackBerry berusaha menghadang kendala di pasar.

Fairfax Financial Holdings Ltd. (FFH), investor terbesar BlackBerry, menyatakan pada 23 September lalu bahwa pihaknya telah menandatangtani tawaran untuk pembelian perusahaan itu meski bersifat sementara bersama sejumlah perushaan mitranya. Namun perushaan itu belum megidentifikasi nama perusahaan mitra pembeli tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Sepudin Zuhri
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper